Small islands win UN vote on climate change security

3.6.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)

One more how the Vulnerability of Small Island is our future.....but it was about good news for all of you

S

By Claudia Parsons

UNITED NATIONS, June 3 (Reuters) - Small Pacific islands vulnerable to rising sea levels won a symbolic victory at the United Nations on Wednesday with the passage of a resolution recognizing climate change as a possible threat to security.

The non-binding resolution, passed by consensus by the General Assembly, may help put climate change on the agenda of the more powerful U.N. Security Council, which deals with threats to international peace and security.

General Assembly resolutions are largely symbolic but can carry moral weight. Several representatives said this one was important as the first to explicitly link climate change to security -- a principle previously resisted by powerful Security Council members including Russia and China, who questioned whether the issue belonged in the Security Council.

"We are of the firm view that the adverse impacts of climate change have very real implications for international peace and security," Nauru Ambassador Marlene Moses told the General Assembly, speaking on behalf of the Pacific Small Island Developing States which introduced the resolution.

Moses said small islands were already experiencing the "dire and immediate impacts" of climate change, including the inundation of coastal areas, the submergence of islands, loss of freshwater supplies, flooding, drought, damaged crops and increased disease.

The resolution said the 192-member General Assembly was "deeply concerned that the adverse impacts of climate change, including sea-level rise, could have possible security implications."

It invited all relevant U.N. bodies to intensify efforts to address climate change and asked Secretary General Ban Ki-moon to submit a report on possible security implications.

Agreed after months of bargaining, the resolution was passed as climate change negotiators from 181 governments meet in Bonn, Germany for talks on a new U.N. climate treaty due to be agreed in Copenhagen in December.

Governments face six months of tough negotiations on a draft text they have accepted as a starting point for talks on a treaty to curb the use of fossil fuels and widen the fight against climate change beyond the existing Kyoto Protocol. (Edited by Alan Elsner)

03 Jun 2009 17:14:26 GMT
Source: Reuters(Corrects to include dropped word possible in sixth paragraph)

kategori : ,

Mas Addin dan Bambang Pamungkas

11.4.09 / oleh Arsyad Al Amin / komentar (0)


Beberapa minggu terakhir ini, tiap Sabtu-Minggu berlangsung acara rebutan remote tv di rumah... makin seru aja. Dik Non ngotot nyetel Idola Cilik, Mas addin teriak2 minta ganti channel ke ANTeve, mau nonton LI! Ayahnya maunya nonton acara yang Features.... Aduuh pusing deh. Tapi...eh kok anakku, Addin, tiba2 suka nonton bola? Kalo suka main bola sih pasti, kan dia cowok. Tapi kalo suka nonton sampai segitunya aneh juga, Dia baru TK B lho. Kayaknya harus ditelusuri akar permasalahannya nih...
Aku suka sepakbola dari kecil. Awalnya cuma ikut2an kakak cowokku, tapi akhirnya seneng beneran. Dan ga kayak cewek2 sekarang yang suka bola karena pemainnya yamg keren2, aku suka bola karena memang ngerti dan menikmati sekali permainan dan teknik2 pemainnya. biarpun ga ganteng tapi kalo mainnya oke ya aku suka. Oiya pertama seneng bola pas umur 10 tahun.
Inget banget waktu itu Juni 1986 pas World Cup Mexico. Dan pemain bola pertama yg kukenal adalah...JOE CARIOCA! he..he.. jgn tanya dr klub mana, negara mana, orangnya yang kayak apa...wong dia ini bukan orang kok. Joe Carioca adalah nama tokoh kartun Walt Disney. Jadi ceritanya waktu itu karena lagi demam Piala Dunia, majalah Donal Bebek kasih bonus mini book tentang kisah pemain bola yaa si Carioca itu. Mmh, merasa nama itu mirip dengan seseorang? Yup! Btull! Kurasa nama itu memang sengaja dibuat mirip dengan nama salah seorang pesepakbola Brasil yang lagi top waktu itu, CARECA. Tapi bukan Brasil yang masuk final saat itu kan... Argentina dan Jerman (Barat) yang main. Maradona happening banget saat itu. Selain karena gol spektakulernya (yang nglewatin 5 pemain itu...), ya tentu karena gol 'tangan Tuhan' pas semifinal lawan Inggris. Sedihnya...soalnya ada Gary Lineker di situ. Inget dong Lineker...pemain (kayknya sampai sekarang tetap satu2nya deh) yang ga pernah dapet kartu kuning, apalagi kartu merah dari wasit. Walah..jadi kemana-mana neeh...
Ya pokoknya gitu deh, sejak saat itu sukaaa banget nonton bola. Lokal so pasti aku bela PERSEBAYA, kan arek Suruboyo ye! Klub luar, aku ini Milanisti sejati! Kalo pemain...tak lain tak bukan...MARCO van Basten. Forever and everlah! sayangnya waktu itu kan belum ada tv swasta, jadi kalo pengen nonton bola yang diandalin cuma 2:Arena dan Juara, dan Dari Gelanggang ke Gelanggang. TVRI punya... Ya jangan berharap siaran langsung, paling cuma siaran tunda (2 minggu ke belakang) atau ya harus cukup puas dengan highlight aja (dulu istilahnya 'cuplikan pertandingan'...belum keluar tuh istilah highlight).
Naah awal 90an yang baru deh mulai era tv swasta, jadi lebih banyak kesempatan, lebih banyak pilihan untuk bisa nonton siaran langsung pertandingan bola luar. Liga Italia, Liga Inggris, Champions Cup (Champions League skarang), UEFA Cup, Cup Winners Cup, Piala Eropa, Piala Dunia. Wah senengnya... Biarpun harus begadang, hayo deh. Jaman muda dulu ya senengnya pasang2 poster, ngumpulin foto2 pemain (andalanku BOLA), etc. Pas dah mulai berumur (25 tahun kesini...) dah mulai malu nih, ga enak ma suami masa masang poster Van Basten dan Maldini terus. Ganti deh foto keluarga, foto anak2. Tapi soal nonton bola jalan terus... sambil begadang kasih ASI mas yang baru 2 bulan umurnya, ya sambil nonton Liga Champions di RCTI.
Naah ini nih ternyata akar permasalahan yang tadi aku cari. Bener ya ternyata begitu banyak ikatan emosi yang terbentuk saat seorang ibu menyusui bayinya. Makanya banyak yang bilang termasuk di literature untuk ibu2 baru, jaga betul mood saat kita menyusui. Harus dengan senang hati, ikhlas biarpun harus bolak-balik bangun tengah malam, sebisanya sambil diiringi dzikir, karena si bayi akan merekam itu semua. Dan kalau hati ibu senang, bayi juga ikut senang, hisapannya makin bersemangat...makin melimpahlah produksi ASI kita. Itu teori yang aku pahami. Tapi kalo soal menyusui sambil nonton bola trus anaknya ntar jadi suka bola...wah sama sekali ga ngerti aku. Kebetulan atau apa ya?
Pertama sih Addin cuma suka nonton Liga Indonesia karena jam tayangnya yang memungkinkan dia untuk nonton, sore tau paling malam jam 9 dah beres. lucu banget awal2 nemenin si mas nonton bola karena dia sama sekali ga paham istilah apapun, ga kenal klub satupun, ga kenal pemain bola manapun. Herannya cepat sekali dia nangkap semua 'ilmu' itu dan tanpa butuh waktu lama si mas dah mulai fasih kasih komentar ini itu. tapi Addin belum punya tim jagoan. Tim manapun asal bikin gol duluan ya itu yang akan dia dukung. Tapi kalo pemain favorit, mas punya...: BAMBANG PAMUNGKAS alias BEPE. Wah demen banget nih si mas sama pemain yang satu ini. Katanya,"Pinter bikin gol, Bu!". Oiya yang lucu waktu Mas Addin pertama kali kenal yang namanya 'Highlight'. Heran juga kok tumben ga ada komentar dari dia pas nonton highlight liga senin pagi sekitar 3 minggu y.l. Biasanya cerewet, ini cuma teriak 'whiiy!..Upps! Waah!..Goool!' gitu terus. Di akhir acara aku baru tahu sebabnya. Pas kutanya,"Bagus ya Mas acaranya?', Addin jawab gini:" Wah pertandingan ini paling huebbatt bu! Golnya banyak banget!!'. Aku bengong sejenak lalu...hua..ha..ha..jadi dari tadi Addin ga banyak komen tuh karena terkagum2 to? Iya, ternyata dia pikir highlight itu satu pertandingan! Jelas aja dia heran, kok bisa di satu pertandingan bisa tercipta begitu banyak gol (dia ngamatin ga ya, kalo kostum pemainnya juga ganti2? he..he..).
Sekarang ini addin ga cuma nonton liga Indonesia lho... mas juga nonton Liga Italia, PraKualifikasi World Cup etc. Biasanya jam 2 ato jam 4 pagi dia akan bangunin aku atau ayahnya minta ditemenin nonton. Selesai pertandingan kira-kira Shubuh, kalau lagi ga rewel dia langsung ikut ayahnya sholat, atau kalo enggak ya dia akan tidur lagi sampai nanti jam setengah 7 untuk siap-siap berangkat sekolah. Ngeluh karena ngantuk? Enggak tuh. Nggak pernah sekalipun. addin juga bangga banget kalo liat foto ayahnya lagi ngangkat trophy World Cup. Lho..kok bisa? He..he.. iya, ceritanya pas Piala Dunia 2006 kan ayahnya Addin lagi tugas belajar di Jerman, jadi punya kesempatan untuk nonton (dari Fanfest)beberapa pertandingan. Kebetulan sempat juga bikin beberapa foto dengan teknik montage yang memungkinkan suamiku tercinta itu untuk bergaya dalam kostum timnas Jerman sambil mengangkat si trophy itu tadi. Ya itu yang dikira Addin 'ayah hebat, di Jerman bisa menang tanding bola dan dapat piala!' ha..ha..
Sekarang ini aku punya satu hutang ke Addin: beliin kaos timnas Indonesia bernomor punggung 20 bertuliskan nama Bambang Pamungkas. Belum nemu tuh, kalo pemain luar sih banyak. siapa juga ada. apalagi yang terkenalnya 'kebangetan' macam Beckham, Ronaldinho, Messi, Ballack de el el. Tapi kalo pemain lokal biarpun sekelas Bepe, tetep aja susye...banget dicarinya. Sabar ya mas...

by : dian ween, ibunda aufa

kategori :

Masa Tenang Pemilu....

7.4.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)


Setelah hampir 4 pekan kampanye berlangsung, kini saatnya memasuki hari-hari menunggu hari 'pencontrengan', 9 April 2009. Saat rehat ini umumnya dikenal dengan sebutan 'minggu tenang' (padahal gak sampe seminggu) atau 'masa tenang'. Entah apa maksudnya 'masa tenang' tersebut. Mungkin...masa ketenangan karena tidak ada lagi hingar bingar kampanye, yang berarti diakui bahwa masa kampanye adalah masa dimana ketidaktenangan diberikan porsi...wah aneh, kan orang pengin tenang ya. Atau masa tenang adalah masa dimana para pemilih, diberikan waktu untuk berpikir dengan 'tenang' tanpa gangguan atau subyektifitas kampanye atau imimng-iming parpol yang jual dan obral janji. Bisa jadi salah semua atau dua-duanya benar atau salahsatu benar...ah gak penting.
Tapi bagi kami sekeluarga, saat masa tenang adalah masa ketenangan untuk semua, bukan saja dari keprihatinan kampanye yang selalu melibatkan anak2, kemacetan dan raungan motor pawai menuju atau pulang ke/dari lokasi kampanye, tapi juga ketenangan untuk menentukan pilihan calon legislatif dan senator yang akan kami pilih. Meski kami tidak satu kalipun ikut kampanye--ya kami memang bukan pendukung parpol manapun--, tapi sebagai warga negara yang sadar politik, proses ini adalah saat menentukan untuk menentukan siapa calon yg akan dipilih. Kami terus terang pendukung suara terbanyak sebagai model caleg yg terpilih, sehingga kami fokus pada caleg, bukan partai. Tapi disaat yang sama kami juga sadar bahwa parpol masih memiliki kekuasaan cukup untuk mengotik-atik dan mengintervensi caleg terpilih, maka kamipun tidak begitu saja memilih caleg dimana sang caleg dipasang oleh partai yang tidak kami percayai, entah dari track record kepemimpinan, perjuangan thdp orang kecil atau track record pelanggaran kampanye kemarin.
Terakhir sih, insya Allah kami harus istikharah untuk menentukan pilihan itu, karena ini untuk masa lima tahun je.....
Semoga kami tidak salah pilih, nanti tanggal 9 April. Semoga. Wallahu a'lam bishawab.

kategori :

UU Pengelolaan SDA Tidak Konsisten

4.4.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)


Harian Kompas, 24.3.09 menurunkan berita tentang hasil diskusi dalam Pertemumuan Nasional Pengarusutamaan Lingkungan Hidup dalam Perencanaan Pembangunan Daerah yang diadakan Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup di Jakarta, Senin 23.3). Saat ini sebanyak 12 undang-undang telah diterbitkan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan namun diantara keduabelas itu tidak konsisten dalam substansinya. Kondisi inlah yang membuat lingkungan kita semakin tidak karuan, dan makin memprihatinkan kalau tidak diselaraskan, masa depan pengelolaan lingkungan ke depan akan semakin kacau.

Guru besar Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Maria SW Sumardjono mengemukakan ”Hampir semua UU mengacu pada Pasal 33 UUD, tetapi orientasinya saling berbeda,” kata salah satu pengkaji. Kesimpulan di atas diambil setelah dilakukan kajian dengan melihat tujuh aspek tolok ukur (indikator) yang digunakan tim pengkaji, yakni orientasi, akses memanfaatkan, hubungan negara dengan obyek, pelaksana kewenangan negara, hubungan orang dengan obyek, hak asasi manusia, dan tata pemerintahan yang baik (good governance).

Pada aspek orientasi, ada yang prorakyat, prokapital, dan ada juga yang mengombinasikan keduanya. Ditemukan ada UU yang semangatnya konservasi, ada pula yang eksploitasi, atau keduanya menyatu. Kalau tujuannya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, sesuai pasal 33 UUD 45 seharusnya akses bagi rakyat diutamakan, faktanya, ada beberapa contoh UU yang berpotensi menyimpang dari memakmurkan rakyat, berpotensi meminggirkan hak masyarakat adat, membatasi akses publik, propemodal, dan tidak sepenuhnya menjunjung HAM.
Undang-undang itu antara lain UU Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok Pertambangan, UU No 41/1999 tentang Kehutanan, UU No 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, serta UU No 31/2004 tentang Perikanan.
Dr. Ernan Rustiadi, pengajar Institut Pertanian Bogor (IPB), menyatakan dengan model pengelolaan SDA seperti sekarang yang cenderung bermuara pada swasta, maka kerusakan dan habisnya sumber daya hanya soal waktu.

Ciri khas pengelolaan sumber daya alam (SDA), negara mengambil kekuasaan dari masyarakat adat sebelum diberikan kepada swasta. ”Masing-masing sektor masih memiliki pandangan berbeda tentang istilah dan pemanfaatan SDA,” katanya.

Peran legislatif

Guru besar Hukum UGM Nurhasan Ismail mengatakan, masih ada kesempatan membangun konsistensi pada UU terkait SDA dan lingkungan. Salah satunya peran DPR untuk menyaring atau menyinkronkan visi dan misi UU yang diajukan banyak sektor. ”Bila tak dilakukan, sampai sumber daya alam habis juga tak akan pernah
konsisten. DPR bisa lakukan itu, tidak lagi hanya urusan politiknya saja" . Masing-masing epartemen/kementerian melihat bahwa UU yang diajukan departemen lain merupakan kompetitor dengan pemahaman menang-kalah.Sehingga tidak akan pernah konsisten.
Prof. Maria juga mengatakan, syarat lain pengarusutamaan pengelolaan SDA dan lingkungan yang ideal, selain keberadaan satu lembaga pengoordinasi, adalah adanya satu UU yang menjadi pijakan bersama. Ia menyebut RUU
Pengelolaan SDA yang sejak tahun 2001 belum juga disahkan DPR.

”Nantinya seluruh UU yang ada (harus) menyesuaikan dengan pijakan bersama yang berisi prinsip-prinsip itu,” kata Maria. Tanpa itu, ia menilai pengarusutamaan akan sangat berat diwujudkan.

kategori :

Jejak singkat dan prestasi Rasulullah

4.4.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)

Kembali saya mengingatkan diri saya untuk mengenang jejak prestasi Rasululllah Muhammad. Namun tidak semua jejak itu dituliskan, gak cukup lah...dan tentu tidak sebanding dengan bejibunnya prestasi sang Al Amin ini.

Kita hanya akan mencari ikon-ikon 'tonggak' perjalanan hidup yang membuat beliaud dijadikan model pemimpin umat (bangsa) bukan saja oleh umat Islam, tapi juga non Muslim. Dan ini menunjukkan bahwa beliau memang bukan tokoh sembarang tokoh. Sepanjang hidup Rasulullah SAW yang diberi usia sepanjang 63 tahun oleh Allah SWT, berbagai torehan hidup menjadi teladan ummat manusia hingga kini. 63 tahun sebenaranya skala waktu yang relatif pendek dibanding usia nabi-nabi terdahulu, dan usia beliau sampai wafat tidak jauh berbeda dengan manusia di era sekarang, bahkan usia harapan hidup di berbagai negara sudah melampaui 63 tahun. Mari kita kenang kembali masa-masa Rasulullah, sejak usia anak-anak sampai dewasa dan kita bandingkan dengan era kita sekarang.

Rasulullah saat lahir sudah menjadi anak yatim, ayahnya meninggal semasa beliau dalam kandungan. Ibunda pun meninggal saat beliau belum genap 5 tahun (balita). Beliau diasuh oleh kakek (Abdul Mutholib) kemudian pamannya (Abu Thalib). Untuk membantu penghidupan paman, beliau melakukan kegiatan menjadi penggembala kambing hingga ikut berdagang. Di usia 7 tahun beliau telah ikut kafilah dagang hingga ke negara Syam (Palestina sekarang), dan kegiatan berdagang ini ditekuni hingga waktu yang cukup lama.

Kalau kita lihat anak-anak kita sekarang. Usia 7 tahun sebagian besar mereka masih bermanja-manja kepada orang tua. Sementara Muhammad kecil sudah ikut bersusah-susah dan bekerja menggembala ternak dan berdagang. Sebenarnya ada sebagian anak bangsa kita terutama di kota-kota besar, kita kita temui anak-anak di bawah 10 tahun sudah bekerja menjadi pengamen, pedagang asongan, loper koran dsb, itu adalah suasana yang hampir sama dengan saat itu. Namun, Muhammad sudah berbeda level. Muhammad bukan kelas pedagang asongan atau kaki lima. Muhammad adalah pedagang 'besar' yang levelnya sudah antar negara. Jika bahasa sekarang, orang mungkin menyebutnya sudah orientasi ekspor/impor. Muhammad kanak-kanak melakukan perjalanan keluar negeri untuk bekerja, berdagang, berwirausaha.

Kegiatan Rasulullah sebagai importir/eksportir terus berlanjut hingga di usia remaja beliau mampu menjadi pemimpin kafilah perdagangan (misi perdagangan antar negara), sehingga kalo saat itu sudah ada asosiasi pengusaha maka Muhammad remaja, selain menjadi direktur atau manajer perusahaan dagang, juga menjadi ketua asosiasi pedagang..ya mungkin KADIN. Ya..ethos wirausaha rasulullah dilatih sejak masih anak-anak, sehingga ketika besar sudah sangat matang.

Jika kita lihat saat ini, ethos wirausaha kita termasuk sangat rendah. Hal ini menurut saya banyak dipengaruhi kehidupan saat anak-anak dan remajanya yang sibuk dengan urusan hura-hura, entertainment dan budaya hedon. Jangankan menemukan anak remaja berprestasi sebagai direktur atau manajer perusahaan, yang belajar berusaha saja akan jarang? memang ada beberapa daerah atau etnis yang ethos usahanya telah dibangun sejak kecil, seperti etnis minang dan china, tapi berapa persen utnuk seluruhnya?

Muhammad menikah di usia 25 tahun. Usia ideal untuk pemuda, meski istrinya Khadijah berusia 40 tahun saat itu, dan sudah janda pula. Bagi sebagian orang, mungkin dianggap Muhammad dibeli oleh Khadijah karena sebelumnya memang pemuda Muhammad bekerja pada Khadijah, dan khadijah adalah pemilik usaha dagang terkemuka di Makkah. tapi jangan salah sangka dulu, bahwa saat menikah, Muhammad bukan tanpa modal, lihat saja mas kawinnya...beliau memberikan mas kawin berupa 25 ekor unta betina muda. Nilai sejumlah itu adalah cukup besar. Ada yang menghitung-hitung nilainya...dan jika saja nilai setiap ekor unta berharga Rp. 25 juta, maka mas kawin Muhammad senilai 0,5 milyar. Belum kalau ditrasfer ke dalam nilai guna, dimana onta dalah alat trasportasi utama di jazirah Arabia. Jika unta dinilai sebagai alat transport maka seokor unta senilai sebuah mobil, maka mas kawin Muhammad senilai 25 mobil. Kalau anak muda sekarang?, masih adakah pemuda berusia 25 tahun, mengawini wanita dengan mas kawin 25 kendaraan, ...ada tapi dari asset orang tua. Kalo Muhammad hasil kringat sendiri dan tentu setelah menikahi khadijah, tidak habis jadi masih memiliki properti lain kan?
Selain pedagang Muhammad adalah tercatat sebagai negosiator ulung, atau sekarang mungkin dikenal sebagai diplomat. tanah arab yang dikenal dengan ketandusannya secara sosiologis melahirkan karakter yang keras, sehingga sering terjadi konflik antar suku, antar kafilah dan antar keluarga. Beliau tercatat menjadi berbagai perselisihan, dan dalam catatan sejarah kenabiannya, beliau mampu mendamaikan perselisihan antar suku ketika pemugaran Ka’bah dan penempatan kembali Hajar Aswad. Kalau kita tengok sekarang di Departemen Luar Negeri kita atau panggung politiknya, adakah muda berusia 30-an yang dipercaya dan mampu berprestasi se-cemerlang Muhammad menjadi diplomat atau tokoh politik yang memiliki peran demikiansignifikan?. Mampu mecegah peperangan dan menciptakan perdamaian ke seluruh negeri. Atas prestasi-prestasi ketika berdagang dengan jujur, dan dipercaya enjadi penengah konflik inilah kemudian Muhammad mendapat gelar Al Amin...orang yang dapat dipercaya.

Ya akhirnya sejarah memang mencatat, bahwa Muhammad telah mencatatkan prestasi-prestasi cemerlang dan gemilang..jauh sebelum beliau diangkat sebagai Rasul Allah. Di usia kanak-kanak, beliau merintis karir sebagai pedagang antar negara. Muhammad telah sukses sebagai manajer di usia remaja hingga diplomat. Sudah selayaknya kita sebagai umat bangga akan prestasi yang beliau raih. Prestasi-prestasi yang hanya dapat diraih oleh tokoh jenius dan memiliki keuletan tinggi.
Disarikan dari berbagai sumber, dan telah diposting juga di http://arsyad-ipb.blogspot.com

kategori :

Rahasia Buta Hurufnya Rasulullah

4.4.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)

Meski agak lambat, saya merepson peringatan Maulid (kelahiran) nabi Muhammad, 12 Rabiul Awwal lalu dengan mencoba mengingat nilai-nilai istimewa Muhammad. Muhammad dikatakan sebagai orang yang sempurna, meski dia manusia yang punya kecenderungan berbuat salah, tapi salahnya Muhammad sudah diampuni, sebelum kesalahan itu datang...(?). Satu hal yang bagi saya masih belum paham, kenapa Allah menicptakan Muhammad sebagai pribadi yang buta huruf...ya...Rasulullah adalah seorang buta huruf, Rasulullah tidak dapat membaca, sehingga ketika Al Quran pertama turun ia benar-benar bingung ketika Jibril menyuruh membaca (Iqra) , dan kemudian dalam surat-suratnya Alqur'an adalah wahyu yang menempatkan ilmu sebagai basis seorang muslim, dan itu bisa dilakukan dengan membaca.

Tapi...sebagian besar umat Muslim tidak peduli dengan kondisi itu. Karena kepribadian dan lompatan revolusinya melampaui jauh dari kelemahan ini, bahkan melampaui prestasi seluruh manusia sepanjang zaman.

Soal buta hurufnya rasulullah ini, jelas bukan suatu ketidak sengajaan, atau bahkan kelalaian Allah. pasti ada rahasia besar didalamnya. Namun jika pernyataan itu dicerna lebih dalam, muncul pertanyaan besar atau malah beban besar. Sebagai awam...kita pasti malu jika diketahui pimpinan atau panutan kita..ya katakanlah ayah kita buta huruf, bahkan kadang harus berbohong untuk menutupi kebutahurufan itu. Tapi pakah kita (sebagai muslim) merasa malu dengan rasul kita yang buta huruf ini? Kalo saya pribadi TIDAK MALU. Kenapa? ya itu tadi keteladanan yang dapat ditiru dn lompatan revolusinya yang jauh melampaui dari sekedear tidak bisa baca huruf. Kemampuan membaca (keadaan, masa depan, situasi dll) beliau jauh lebih kuat daripada yang memiliki kemampuan baca, ahli bahasa, pakar, ahli nujum dan siapapundi jamannya. Itulah sosok uswatun hasanah (teladan dalamkebaikan) semua ummat manusia, diidolakan milyaran orang, bukan aja muslim tapi melampaui batas agama dan geografis, ditunggu syafaatnya di Hari Akhir (Yaum addin) . Jadi inilah...mengapa, relatif tidak ada yang menjadikan ini sebagai sebuah kekurangan, termasuk oleh musuh-musuh Islam. Bahkan menurutku, buta huruf ini dapat ditampilkan sebagai mukjizat. Mukjizat yang menunjukkan Muhammad benar-benar Nabi yang diutus Allah SWT. Dalam penalaran awam, tidak mungkin seorang yang buta huruf mampu menghasilkan karya tulis yang sangat indah. Pasti karya itu Sang Maha Pencipta. Dalam pandangan lain, justru kebutahurufan beliau adalah suatu contoh terbaik bagi kita, agarsebagai muslim, sebagai ilmuwan kita jangan terpaku kepada tanda-tanda huruf yang tampah di mata, di buku (tersurat), tapi tanda-tanda (huruf) yang tersirat jauh lebih kompleks, lebih banyak. Dan ini bisa dibaca dengan sangat terang, berkat hidayah Allah oleh Rasulullah. Jadi buta huruf bagi rasulullah bukalah kelemahan dan aib yang harus ditutupi.

Toh kelemahan ini tidak menghambat kinerja beliau sebagai Rasul, pemimpin dan kepala nagara. Dalam historinya, karena beliau tidak mampu baca tulis, beliau mengangkat beberapa orang sahabat sebagai juri tulis, sehingga jejak beliau cukup terdokumentasi dengan sangat baik, termasuk yang sangat istimewa adalah Al Qur'an dan Hadits dan juga rekam jejak pemerintahan, seperti Piagam Madinah yang sangat terkenal itu.
Selamat Ulang Tahun ya nabi ya Muhammad. Rindu kami padamu Ya Rasulullah...
diposting juga di http://arsyad-ipb.blogspot.com

kategori :

Gunung Salak wilayah barat: betulkah terancam?

4.4.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)


Sabtu ini (4.4.09) ini saya berkesempatan jalan-jalan ke wilayah kaki gunung Salak sebelah barat, tepatnya diwilayah Kecamatan Cibungbulang dan Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Meski wilayah ini termasuk dekat dengan rumah kami, tapi terus terang kami sangat jarang ke wilayah ini. Pada saat ini pula saya sadar bahwa, di wilayah ini mulai tumbuh aktifitas yang 'harus' melibatkan orang-orang kota besar, seperti Jakarta. Ya...di wilayah ini mulai berkembang tempat peristirahatan, villa dan lahan2 yang dimiliki bukan lagi orang lokal, tapi sudah dimiliki orang luar. Dan saat ini arus orang luar yang masuk wilayah ini semakin padat pada saat akhir pekan, ini disinyalir sebagai alternatif lokasi setelah puncak selalu macet. Sudah ada lokasi wisata namanya Gunung Salak Endah (GSE), dan juga kebetulan memang di sekitar wilayah ini banyak terdapat obyek wisata alam, seperti Curug Cihurang, Curug Ngumpet, Curug Seribu, dan Curug Cigamea, curug nangka, desa wisata situ udik, gunung bunder dsb. Konsekwensi dari itu semua adalah bahwa ancaman terhadap lingkungan lereng gunung Salak ini semakin nyata.
Saya terus terang jadi agak miris akan masa depan wilayah ini. Jangan-jangan nanti seperti wilayah puncah yang amburadul seperti sekarang ini dan dituduh menjadi biang masalah lingkungan di bawahnya, Bogor-Jakarta. Kalo ini terjadi sungguh ancaman bahaya mengancam. Tapi kekhawatiran saya agak terobati ketika bertemu dengan orang lokal bernama Bapak Cecep Yosep, atau dikenal dengan panggilan Cecep Gondrong, yang ternyata memiliki visi ekologis yang sangat maju. Beliau saat ini menjadi sekretaris Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Bogor sekaligus penggerak KTNA Kab. Bogor. Beliau berteriak tetapi sekaligus bertindak, beliau mengajak sekaligus mecetak kader-kader muda yang sadar akan pelestarian lahan untuk kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Dengan memiliki lahan yang tidak (sangat) luas, dia memberikan contoh tanah leluhurnya dijadikan hutan desa untuk memberi contoh bahwa dengan mempertahanakan hutan desa, sumber air akan tersedia. ya semoga semakin banyak orang-orang seperti Pak Cecep, sehingga ancaman seperti di jalur puncak tidak terjadi.
Ya meski indah, kawasan kaki gunung salak harus dikelola dengan baik, agar tidak menjadi puncak kedua. Semoga

kategori :

Ramai-ramai menyelamatkan bumi

29.3.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)


Dua peristiwa untuk penyelamatan bumi, terjadi pada bulan Maret ini. Pertama adalah, hari hening sedunia (world silent day), tanggal 21 Maret 2009, dengan tema To Reduce Energy Use and Green House Gas. Yang kedua adalah peristiwa hari sabtu tanggal 28 Maret 2009 Earth Hour. Acara-acara ini dilatar belakangi oleh hal yang sama yaitu bahwa dampak dari perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi karbon menunjukkan ancaman besar pada kehidupan manusia di bumi. Hanya dengan mengubah sikap masyarakat dunia secara global dalam penggunaan sumber energi yang menghasilkan emisi karbon, kita dapat mengurangi ancaman ini.

Peristiwa Tanggal 21 maret 2001 yaitu world silent day/hari Hening Sedunia, bertujuan "To Reduce Energy Use and Green House Gas" yaitu untuk membantu bumi untuk sekedar beristirahat dari gempuran emisi zat beracun. Pelaksanaanya berlangsung 4 jam, mulai jam 10 pagi sampai jam 2 siang, dengan mematikan listrik, mematikan kendaraan bermotor, mesin atau kegiatan yang punya potensi membuang gas emisi. Tema hari hening sedunia adalah "BERI SATU HARI UNTUK BUMI BERNAFAS".
Dalam website www.worldsilentday.org, dihimbau untuk mengikuti acara ini dengan empat langkah sederhana:

1. Sabtu 21 Maret 2009
2. Hanya Empat jam: Pukul 10 pagi hingga 2 siang
3. Matikan peralatan listrik, kurangi penggunaan kendaraan bermotor dan aktivitas boros sumberdaya lain, tanam pohon, bina hubungan dengan keluarga, rekan kerja, tetangga
4. Tuliskan pengalaman hening anda ke mysilent@worldsilentday.org.
Kampanye hening empat jam adalah langkah awal menuju HARI HENING DUNIA , yang diinspirasikan dari Bali. Tanggal 21 Maret adalah ekuinoks utara dan hari Kehutanan Dunia, dirangkai dengan 22 Maret yang merupakan Hari Air. Semuanya adalah simbol kehidupan. Selain hari itu, kita sebenarnya juga bisa memilih hari, jam dan cara hening yang lain. Yang penting adalah berpartisipasi dalam upaya menyelamatkan bumi.

Peristiwa kedua, 28 maret 2009, sebenarnya tidak berbeda jauh, yaitu bagian kampanye "save the earth" dengan cara 'hanya' mematikan lampu antara jam 20.30-21.30 waktu setempat, hanya 1 jam, lebih simple dari kegiatan yang pertama.
Earth Hour merupakan kampanye perubahan iklim global WWF. Acara ini mengajak individu, pelaku bisnis, pemerintah agar mematikan lampu selama 1 jam dalam rangka menunjukkan dukungan terhadap penanggulangan perubahan iklim. Untuk Earth Hour tahun ini sih katanya menargetkan dapat diikuti 1 milyar orang di 1000 kota. Tercapaikah?

Earth Hour merupakan sebuah seruan global dari berbagai pihak baik individu, pelaku bisnis, politisi maupun pemerintah di seluruh dunia bahwa upaya untuk menekan laju perubahan iklim merupakan tanggung jawab bersama. Tujuan dari Earth Hour 2009 adalah menjangkau sebanyak mungkin individu, rumah tangga dan pelaku bisnis untuk mematikan lampu mereka serta peralatan elektronik selama 1 jam.

Dari blognya go green indonesia, diperoleh informasi bahwa Earth Hour bertujuan untuk mendidik masyarakat dunia tentang ancaman perubahan iklim dan begitu mudahnya bagi individu dan pelaku bisnis untuk melakukan perubahan kecil yang dapat menciptakan perubahan besar dalam keseharian mereka dan operasi perusahaan. Earth Hour 2009, diharapkan dapat memberikan mandat kepada pemimpin dunia yang akan menghadiri Konferensi Perubahan Iklim PBB di Kopenhagen, Desember 2009 untuk melakukan reformasi lingkungan, yakni dengan menghasilkan kesepakatan baru tentang perubahan iklim menggantikan Protokol Kyoto.

Kalo kita telisik asal mulanya, Kampanye Earth Hour ini dimulai di Sydney pada 31 Maret 2007 dimana lebih dari 2 juta orang dan 2000 pelaku bisnis di seluruh kota mematikan lampu dan peralatan elektronik mereka selama 1 jam. Sejak dimulainya kampanye ini, pesan Earth Hour telah mendunia.

Pada tahun 2008, 50 juta orang di 35 negara mematikan lampu mereka sebagai dukungan terhadap Earth Hour yang menyampaikan pesan ke seluruh dunia bahwa aksi individu yang dilakukan secara bersama sesungguhnya dapat mengubah dunia.

Namun, apakah semua itu berjalan efektif...dari pengamatan saya, efektif untuk kalangan tertentu, tapi kurang di massifkan sehingga tidak terlalu mengena. Kampanye ini lebih banyak dilewatkan di media-media yang hanya bisa dijangkau kalangan terbatas (baca : terpelajar) seperti internet dan koran. Sedangkan untuk kalangan awam, kurang tersosialisasi, terbukti, ketika hari H berlangsung, saya coba mengamati perilaku orang-orang, hampir tidak terlihat. saat pelaksanaan World silent day, di jalan,, volume kendaraan tidak berkurang, pabrik tetap jalan. Saat Di kompleks saya tinggal, bisa dibilang hanya keluarga kami yang melakukan, bahkan di benak tetangga kami, kami dianggap aneh karena "gelap-gelapan".

kategori :

Seminggu bersama masyarakat Pulau Seribu

20.3.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)


Selama seminggu penuh, 12-19 maret lalu, saya tugas lapang lagi di pulau seribu, tepatnya di pulau-pulau di bagian tengah utara: pulau pramuka, panggang, kelapa, kelapa dua dan harapan. Ini adalah nama-nama pulau berpenghuni (ada penduduk), kalao pulau yang tidak ada penduduk tentu lebih banyak lagi (namanya juga pulau seribu..he..he, tapi jumlahnya sih sebenarnya gak sampai seribu, cuma 114 pulau, dan hanya 11 yang berpenduduk).
Sebenarnya ini bukan kunjunganku yang pertama ke daerah ini, kunjunganku pertama kesana sendiri adalah tahun 2000-an, dan sejak itu pulau seribu menjadi kunjungan rutin, termasuk untuk liburan keluargaku, jadi bisa dikatakan sudah sangat 'biasa' dan familier dengan segala sesuatu disana, mulai penduduk, lingkungan, tokoh2 masyarakatnya sampai isu dan celotehan logat orang pulau yang khas. Ini terjadi karena hampir setiap bulan pasti ada kunjungan ke sana. Orang pulo (sebutan singkat untuk menyebut penduduk pulau seribu), bahkan sudah seperti menganggap saya warga mereka, saking seringnya saya datang kesana. Kunjunganku kemarin adalah termasuk yang cukup lama durasinya, biasanya paling lama 5 hari pulang.
Tapi saya tidak cerita tentang perjalanannya, saya ingin berbagi soal kegiatanku.
Tempat saya kerja, IPB, memiliki program riset dan sekaligus implementasi untuk pemulihan ekosistem dan lingkungan di kepulauan seribu. Program ini dijalankan karena, sebagai wilayah ibukota (DKI Jakarta, dan memiliki Taman Nasional Laut) kepulauan seribu mengalami degradasi lingkungan dan tekanan yang sangat cepat sehingga perlu tindakan penyelamatan. Meski untuk itu butuh upaya, dan biaya yang ekstra besar serta kerjasama penanganan yang terintegrasi, sementara kami hanya 'kecil' saja, sehingga kami sadar program kami tidak bisa menyelesaikan 'semua'. Tetapi paling tidak upaya kami turut mendorong inisiasi agar orang lain ikut, termasuk pemerintah dan masyarakat lokal.
Scope of worknya meliputi berbagai kegiatan yang arahnya dapat memperbaiki kualitas lingkungan pulau dan ekosistem lautnya, termasuk upaya penyadaran masyarakatnya melalui penyuluhan dan pelatihan. Saya ditugasi untuk dua hal : pertama, pendidikan lingkungan untuk masyarakat dan kedua, upaya pengelolaan sampah dan sanitasi pulau (berpenduduk).
Meski kepualauan seribu adalah bagian dari ibukota (DKI Jakarta), tetapi orang (jakarta) selalu menganggap sebelah mata orang pulo, bukan saja dari soal jauh jangkauan, tetapi yang paling penting adalah dari soal sosial ekonomi (pendapatan, pendidikan dan gaya hidup). Tapi kini, sungguh sudah berubah. Dari pengalaman berinterakasi dengan masyarakat pulo ini, saya merasakan bahwa secara umum, antara orang pulo dan orang jakarta (daratan) sungguh semakin tipis perbedaannya dalam hal pengetahuan dan gaya hidup, apalagi dengan semakin mudahnya media informasi. Tetapi dalam hal sikap mental, sungguh saya masih prihatin, dimana sikap tergantung kepada orang luar begitu tinggi termasuk soal pemerintah(pemerintah disini aparat pemerintahnya sebagian besar adlah orang-orang Jakarta yang ditugaskan provinsi). Hal ini menurut saya bermula dari sikap pemerintah (DKI Jakarta dulu?) yang pendekatan pembangunannya dilaksanakan dengan model project dan charity, sehingga hitunganya berapa juta rupiah nilai project per jiwa(pola karitatif), sehingga di benak masyarakat tertanam dan terbiasa, jika mendengar kata 'bantuan' atau 'proyek' dari manapun maka di benak masyarakat adalah bagi-bagi uang untuk dihabiskan, dan ini terasakan sampai lama, bahkan sampai sekarang, meski pemerintah sudah mulai merobah pola pendekatannya dari pola karitatif menjadi pola pemberdayaan seperti kredit lunak dan cash carry. Untuk menghilangkan pola sikap seperti itu, susahnya bukan main.
Para ahli IPB menyebutnya, sebagai fenomena MASYARAKAT YANG SAKIT. SAKIT karena kebebasan dan kreatifitas sebagai manusia terbenam dan terninabobokan dengan obat tidur, berupa bantuan dan proyek. SAKIT karena ada symptoms negatif otomatis yang muncul ketika mendengar kata bantuan,langsung menagih dan minta bagian. SAKIT karena di dalam diri masyarakat sudah hilang sebuah effort hidup, hilang kebebasan memilih untuk dirinya. Dengan sakitnya masyarakat, maka hampir semua program pemberdayaan dari pemerintah, tidak berkelanjutan, mandek pada 1 putaran, hilang tanpa bekas atau disalahgunakan untuk kepentingan konsumtif.
Pun yang kami rasakan ketika menjalankan program ini pertama kali. tapi dengan sentuhan penyadaran, pendampingan dan intensitas kehadiran secara fisik ditengah-tengah mereka, ditambah dengan proses seleksi alam, yaitu memilah antara pelaku (orang yang punya kemauan dan pekerja keras) dengan pemain (hanya rent seeker), meski prosesnya tidak bisa cepat, tapi kami memang menanam investasi, berupa tumbuh dan bersemainya pelaku-pelaku yang menjadi cikal bakal para pengusaha-pengusaha dan penggerak produktifitas masyarakat. Sekarang masyarakat sudah mulai berubah, meski masih sebagian kecil. Para pembudidaya ikan, sekarang dengan semangat mulai membangun keramba-keramba ikan, dengan BIAYA SENDIRI. Membeli bibit ikan bukan lagi bibit bantuan, tapi MEMBELI, cash and carry. Kegiatan pariwisata juga tengah menggeliat, bukan oleh pengusaha, tapi justri wisata murah meriah oleh masyarakat, juga dengan MODAL SENDIRI.
Memang lambat, proses evolusi memang lambat tapi pasti. Saya yakin, keindahan pulau-pulau, hamparan karang, cekungan2 goba, dan relung-relung tubir ke depan akan mampu menjadi semakin ramai oleh kegiatan ekonomi masyarakat; budidaya ikan, rumput laut, pariwisata bahari dll. TAPI INGAT...alam memiliki logika keterbatasan juga, yaitu daya dukung, suatu kemampuan alam untuk menyerap anasir dari luar dan mengkondisikan hasil serapan itu agar tidak menggangu proses alamiah dirinya. Jadi...jangan coba-coba mengingkari logika ini dan harus tahu kapan dan berapa besar daya dukung itu, milikilah kearifan untuk membatasi diri. Semoga Kepulauan seribu bisa menjadi "ladang dan taman kehidupan" yang sebenar-benarnya bagi masyaraktnya.
Wallahu 'alam

kategori :
17.3.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)

Free Myspace Profile Layouts

Kenapa mesti selebrasi untuk ultah?

13.3.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)

Tanggal 8.3 minggu lalu adalah hari ultah anak petama kami, Addin yang ke-6, sudah melewati masa bayi ya...rasanya baru kemarin saya menggendongnya waktu acara potong rambut aqiqah syukuran pemberian namanya. Soal ultah anak, sejak awal kami memiliki konsep ultah untuk anak yang agak ketat dan berbeda dengan umumnya yang diadakan selebrasi setiap ultah. Kami sudah memberi pengertian, kepada kedua anak kami, bahwa perayaan (selebrasi) dalam arti mengundang pihak lain untuk menyaksikan acara tiup lilin dan pemotongan kue ultah hanya dilaksanakan sekali, terserah kapan, dan kebetulan dua-duanya sudah habis jatahnya, karena (kebetulan juga) dilaksanakan sama-sama saat usiannya 4 tahun.
Dan sekarang karena sudah jatahnya habis, yang ada bukan selebrasi, tapi justru renungan dan pesan-pesan 'perjuangan' untuk si anak. Tapi soal ini, kami punya catatan khusus. Mungkin karena sudah sejak awal ditekankan tentang ultah yang seperti di atas, saat kami 'mengetes' menawari anak kami untuk merayakan, dengan sigap dia menolak "Gak usah lah", "terus maunya gimana?" kami bertanya...seperti biasa aja "tiup lilin aja, lalu berdoa". Dalam hati aku dan istri bersykur, tapi mata kami harus berkaca-kaca, haru mendengarnya,
Ya..nilai ini kami tanamkan, dengan beberapa alasan : pertama, agar hakikat ultah menjadi tertanam dalam diri anak, yaitu bukan menjadi ajang selebrasi berlebihan atau bahkan hura-hura, tetapi berkurangnya umur dan bertambahnya usia, sehingga selain rasa syukur diberi umur sampai saat ini, juga ada konsekwensi dengan bertambahnya usia, misalnya umur 4, harus mulai mengaji, umur 5 mulai menghafal doa dan bacaan sholat serta sudah ikut ayahnya sholat, umur 6 sudah mulai bisa sholat mandiri, jika waktu sholat sudahmasuk. Kedua, karena kami tidak memiliki dana lebih untuk sebuah perayaan besar, kami hanya membuat syukuran kecil dengan membagi makanan dan jajanan kepada tetangga, dan si anak yang ultah diajari mengantarnya untuk melatih kepekaan sharing, sambil memohon didoakan.
Mungkin bagi orang lain saat ini (apalagi yang mampu) akan berkata..."kasihan ya anaknya pak...(ya sayalah...siapa lahi..hi..hi)" kok ultah tidak dirayakan, biarin......! toh anakku tidak protes...
Justru aku yang bertanya....apa sih arti perayaan ultah buat anak, yang saya lihat justru itu menjadi ajang unjuk gigi si orang tua kepada kolega dan orang tua lain. Bagi kami selebrasi bermakna prestatif, sedangkan ultah adalah urutan hidup yang sangat "ordinary", setiap orang juga pasti akan mendapatkanya, tanpa perlu bersusah payah.
Tapi saya yakin...anak saya tidak menyesal atas ajaran orang tuanya nanti...semoga cara ultah kami menjadi hikmah dan marwah anak-anaku. Amin

kategori :

Premanisme di jalan

7.3.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)

Kepolisian Republik Indonesia, meluncurkan program anti premanisme, dan setiap polda, polwil, polres/ta menggalakkan kegiatan serupa. Berita suksespun beredar, sekian ribu preman ditangkap. Asumsinya para preman di jalanan dan tempat lain hilang dan keamanan dan kenyamanan wargapun tercipta. Tapi berita kejahatan dan ketidaknyamanan di jalan tetap setiap hari tersiar pula di TV, koran dan internet. Apanya yang keliru? apakah premannya begitu banyak sehingga tidak semua preman terjaring, atau dilepaskan kembali sehingga kembali beraksi atau apa? Saya meyakini, jika kriteria PREMAN itu pas, pasti kejahatan premanisme akan hilang. Polisi menggunakan definisi dan kriteria preman seperti apa? apakah segala bentuk kegiatan yang tidak berijin dan menyebabkan kenyamanan orang lain terganggu masuk wilayah premanisme? ataukah hanya tukang pukul, parkir gelap, angkut barang dipasar saja yang disebut preman? Setelah berlangsung sekian lama, kenapa kok tidak ada indikasi bahwa kejahatan menurun, atau ini hanya 'proyek' polisi saja? 

Menurut saya ada kelemahan dalam menentukan kriteria. Murngkin 'pak polisi' hanya berpatokan pada asumsi awam, bahwa yang disebut preman itu preman pasar, tukang pukul, parkir liar, yang duduk2 di terminal, stasiun dsb,dan ini terbukti lingkup operasinya biasanya pasar dan terminal. Saya pribadi menemukan beberapa fenomena yang juga adalah tindakan premanisme :

- Segala jenis percaloan. Calo adalah pekerjaan paling malas, karena hanya menjadi perantara tetapi mendapat bagian ekonomi dari suatu transaksi, dan tindakan paling jahat dari calo ini adalah calo proyek di pemerintahan dan legislatif. Calo tiket, calo karcis konser, dan calo2 lainnya. Tapi operasi mereka sering diam2 kan? jadi butuh kerja intelejen untuk pak polisi.

- Apakah calo angkot  juga termasuk? Ini premanisme yang nyata di depan mata. Kerugian dari praktek ini jelas, karena rata2 para calo menarik uang satu kali ongkos penumpang kepada sopir angkot? berapa inefisiensi yang terjadi pada sektor angkutan dengan adanya calo ini? sangat besar dan korbanya adalah sopir2 yang harus kehilangan kesempatan pendapatan cukup, karena harus diberikan kepada calo angkota tadi, kadang malah harus berkorban karena harus nomboki setoran yang kurang. Padahal 'jasa' calo tadi buat para penumpang dan supir hampir tidak ada sama sekali, karena rata2 di angkot sudah tertulis dengan jelas jalur dan jurusan yang dilewati angkot itu.

- Orang-orang di jalan yang seolah-olah mengatur lalu lintas atau memperbaiki jalan yang rusak, padahal sebenarnya malah semakin merusakkan jalan karena menguruk dengan tanah sehingga malah bisa bikin celaka pemakai jalan. Atas 'jasa'nya ini lalu menyodorkan kotak agar pengendara memberi uang....kerugian dari tindakan ini adalah : inefisiensi ekonomi, kerugian (semakin) cepatnya kerusakan, kerugian bukanya makin lancar malah semakin tersendat karena dngatuiikuti tindakan melambankan laju kendaraan agar bisa menyodorkan kotak uang.

- Yang terakhir ini, mohon maaf.....tujuanya mulia, tapi caranya sungguh membuat orang malas dan sekaligus menggangu kepentingan orang banyak, yaitu yang kita lihat sebagai peminta sumbangan untuk pembangunan masjid. Indikasi jelas menunjukkan cara ini tidak pas : pertama, petugas yang menjadi tukang sodor ke mobil akan mendapat bagian (persen) dari uang yang dikumpukan, sehingga motifnya bukan ibadah, tetapi ekonomi. Kedua, untuk keperluan ini harus mendirikan penghalang, entah polisi tidur, petugas atau drum2 ditengah jalan, sehingga mengurangi kelancaran jalan. Ketiga,  hampir semua kegiatan seperti itu, ada pengeras suara yang juga sering menganggu suaranya, kadang malah disertai lagu2 yang cukup keras.

Apakah tindakan seperti di atas masuk kriteria yang disusun pak polisi untuk menentukan siapakah yang masuk kategori preman? semuanya kembali kepada para nurani pak polisi. Wallahu a'lam bishawab

kategori :

Membangun Rasa Percaya Diri Anak

25.2.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)

Kita kadang jengkel, kalau anak kita suka ngglendot saja, ketika ada tamu di rumah atau ketika bertemu banyak orang di luar rumah. Kita menganggap anak ini bermasalah dalam hal sosialisasi. Janganlah terburu-buru meng-judgment. Hal ini banyak dialami anak-anak di usia balita. Bisa jadi, itu juga akibat kesalahan kita yang tidak kita sadari. Tips berikut ini akan dapat membantu mengatasi kasus seperti di atas.
Seorang anak yang memiliki kepercayaan diri akan mampu bersikap realistis, dan optimistik memandang segala tantangan dalam kehidupannya. Sebaliknya, anak yang tidak percaya dengan kemampuan dirinya cenderung sulit berpikir maju, karena selalu berpikir buruk.
Sebaiknya, Anda memulai membangun kepercayaan diri anak sedini mungkin.
1. Biarkan melakukan sendiri
Rasa percaya diri bisa dibangun lewat pola asuh. Saat memasuki usia balita, mulailah memberikan kebebasan pada si kecil untuk melakukan sesuatu sendiri. Sehingga ia pun secara tak langsung akan mulai menghargai diri sendiri berkat kemampuannya tersebut.
Saat jari-jarinya sudah bisa memegang sendok dengan benar, misalnya, biarkan dia mencoba makan tanpa disuapi. Pada awalnya mungkin berantakan, tapi lama kelamaan ia akan bisa belajar dan melakukannya dengan baik.
2. Bersosialisasi
Selain itu, biasakan si kecil berinteraksi dengan orang lain. Ajaklah anak Anda bergaul dengan tetangga atau kawan-kawan Anda. Semakin pandai ia membaur di suatu lingkungan, semakin tinggi rasa percaya dirinya.
3. Perhatikan ucapan Anda
Anak-anak sangat sensitif dengan ucapan orangtuanya, sehingga Anda harus berhati-hati. Jangan sampai ucapan Anda menjatuhkannya. Bila ia mengalami kegagalan, hiburlah dengan mengatakan "lain kali kalau kamu berusaha lebih keras lagi, pasti berhasil". Hiburlah ia dengan menghargai usahanya, tanpa memberi harapan yang terlalu jauh.
4. Jadilah panutan yang baik
Orangtua adalah cermin anak. Bila Anda bersikap pesimistis dan tidak yakin dengan kemampuan diri, maka si kecil pun akan melakukan hal yang sama. Karena itu tingkatkan terus percaya diri Anda, agar bisa menjadi contoh bagi si kecil.
5. Pahami mereka
Bantulah si kecil untuk membentuk rasa percaya diri yang lebih akurat dan realistis, sehingga ia memiliki konsep diri yang lebih sehat. Sebab bila dibiarkan, persepsi diri yang tak akurat akan membekas hingga ia beranjak dewasa.
Misalnya saat si kecil mendapatkan nilai jelek di pelajaran matematika dan mengatakan, "aku tidak bisa matematika, aku bodoh". Kegagalan itu, bila tidak segera diberi dukungan, akan mengikis kepercayaan dirinya.
6. Bersikaplah spontan dan mesra
Suntikkan rasa cinta pada si kecil sehingga ia mampu membangun citra dirinya secara positif, jangan ragu pula memberinya pelukan. Katakan bahwa Anda bangga dengan usaha yang ia lakukan, katakanlah dengan tulus karena ia tahu mana perkataan Anda yang jujur dan mana yang tidak.
7. Ciptakan lingkungan pengasuhan yang nyaman
Seorang anak yang merasa tidak aman atau mengalami kekerasan dalam rumah, akan menderita dan membuatnya tidak menghargai diri sendiri. Anak yang sering melihat orangtuanya bertengkar akan mengalami depresi dan menarik diri.
Tak hanya lingkungan rumah, Anda juga harus memastikan lingkungan pergaulannya di sekolah dan tempat bermainnya aman.
Perhatikanlah apakah ada tanda-tanda kekerasan yang dialami si kecil dari orang lain, atau masalah di sekolahnya. Apakah berkelahi dengan teman sebaya dan faktor potensial lain yang mengganggu rasa percaya dirinya. Anda harus sensitif dengan tanda-tanda seperti ini.
8. Berikan kegiatan yang membangun rasa percaya diri
Ikutsertakan si kecil ke berbagai kegiatan yang membangun kebersamaan, jangan melulu kompetisi. Ini akan membantunya membangun rasa percaya diri dan menghargai dirinya. Ikut sertakan kegiatan di mana anak yang lebih besar membantu yang lebih kecil, misalnya membaca buku, menalikan sepatu, memasang kancing dan lain-lain.
sumber : suaramerdeka online

kategori :

Perlawanan kecil terhadap Global Warming

25.2.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (1)

Apa jadinya nasib umat manusia, bila perubahan iklim global terus semakin menunjukkan dirinya dan membuat dunia semakin terancam? Di belahan bumi manapun kita menghadapi cuaca yang ekstrem, suhu yang meningkat di kutub sehingga es mencair, hujan yang tidak sesuai lagi dengan kalender musim, sehingga banjir terjadi dimana-mana, dan pada saat yang sama, suhu udara meningkat ekstrim di Australia sehingga kebakaran hebat terjadi, serta badai tropis yang semakin sering terjadi. Ini adalah beberapa gejala riil dari fenomena terjadinya perubahan iklim. Fenomena ini juga terjadi di wilayah tropis, ini mengindikasikan bahwa perubahan iklim juga sedang terjadi di Indonesia yang terletak persis di katulistiwa (garis equator).

Para ahli dan peneliti telah menemukan bukti, bahwa pemanasan global telah mencairkan es di Antartika (kutub selatan) lebih cepat dari perkiraan semula. Diperkirakan lebih dari 13.000 kilometer persegi laut es di Semenanjung Antartika telah hilang dalam waktu 50 tahun terakhir ini. Jika ini berlangsung terus, maka dunia terancam dilanda banjir, yang bisa menggelamkan daratan-daratan rendah dan luas daratan akan semakin mengecil. Indonesia yang memiliki begitu banyak pulau-pulau kecil dan sebgaian besar wilayahnya adalah daratan yang langsung berbatasan denga laut adalah yang paling kritis, kita terancam akan kehilangan pulau-pulau kecil yg indah dan cantik. Padahal pulau-pulau kita yang meskipun sebagian besar ukurannya kecil, tapi jumlahnya luar biasa, 17.506 buah. Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP) Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) memperkirakan jika kondisi iklim global masih seperti saat ini maka pada 2030 sebanyak 2.000 dari sekitar 17.506 pulau saat ini akan tenggelam. Berapa nilainya ekonomi yang akan hilang? Jangan ditanya….tanya kepada ahli ekonomi sumberdaya…

Kerusakannya bukan saja karena tenggelam nya pulau,tapi juga karena suhu naik, dan air laut suhunya meningkat maka dapat ekosistem laut dan pesisir dapat rusak, diantaranya menyebabkan coral bleaching yaitu, terumbu karang yang memutih danmati akibat tidak tahan terhadap kenaikan suhu air laut.
Perubahan iklim juga telah membuat susah orangyang sudah susah. Lihatlah di Jakarta, dua tahun belakangan ini, kita (terutama yang tinggal di pesisir Jakarta bagian utara) selalu menghadapi fenomen banjir rob yang lebih intensif dari biasanya, malah menurut saya sudah berubah dari fenomena alamiah menjadi bencana. Fenomena air pasang akibat gaya tarik bulan ini sebenarnya fenomena alamiah, tapi kalo ketinggian air dan disertai gelombang tentu ini sebuah bencana , dan apesnya ini terjadi setiap bulan bukan…Pun demikian yang dihadapi masyarakat dipulau-pulau kecil, karena ketinggian air yang diatas normal, rumah-rumah mereka yang rendah terendam air laut, padahal, berbeda dengan di daratan, di pulau kecil, sulit untuk melakukan tindakan emergency (mitigasi) untuk menyelematkan diri bila terjadi bencana.

Menurut para ahli, faktor utama penyebab perubahan iklim (climate change) dan pemanasan global (global warming) adalah semakin meningkatnya volume GRK (Gas Rumah Kaca) di Atmosfir. Salah satu GRK yg tak terkendali adalah CO2, yg dominan dilepaskan dari sektor energi melalui pembakaran energi fosil (BBM) melalui kenderaan (mobil, kapal, pesawat, spd motor, genset, termasuk kapal nelayan..serta pembangkit listrik) dan segala aktivitas yg menggunakan BBM.

Untuk mengurangi dampak perubahan iklim ini, sangat banyak pendonor baik perorangan atau badan dunia yang menyediakan dana untuk mencegah terjadinya ancama ini. Misalnya Sir Richard Branson dan Al Gore menyediakan dana hadiah 250 juta USD (Ratusan Miliar rupiah) bagi siapa saja yang menemukan alat alat perangkap CO2 minimal 1 ton CO2 per tahun. Dan yang menjadi mekanisme multilateral dari hasil KTT Bumi di Bali adalah pendanaan pengurangan gas emisi dengan cara menghentikan penebangan hutan dan degradasi lingkungan dengan sekema REDD (REDUCTION EMISSION FROM DEFORESTATION AND FOREST DEGRADATION).

REDD adalah suatu proposal yang menawarkan kewajiban membayar bagi negara-negara utara (maju) kepada negara-negara selatan (berkembang dan tertinggal) guna mengurangi penggundulan hutannya, dibawah sistem global perdagangan karbon, menjual karbon yang tersimpan dihutan mereka kepada negara-negara utara sehingga industri-industri di utara dapat melakukan pencemaran seperti biasa. Skema REDD ini sangat menyilaukan mata, karena dijanjikan kompensasi dana hingga US$3,75 miliar (Rp33,75 triliun) pertahun dari negara-negara maju dan diharapkan mampu menyelesaikan masalah kerusakan hutan.
Bagaimana dengan ekosistem laut? Banyak pihak yang tidak menyadari bahwa ekosistem laut (terumbu karang dan lamun) memiliki kemampuan yang sangat besar menyerap gas buangan (terutama CO2) sehinga mereduksi zat-zat yang menyebabkan efek rumahkaca tersebut. Kemampuan menyerap gas karbon di udara mencapai 246 juta ton per tahun. Makanya sekarang sedang digalakan rehabilitasi terumbu karang dengan berbagai cara diantaranya, tranplantasi terumbu karang. Tapi soal merehabilitasi terumbu karang ini ternyata bukan hanya merehabilitasi terumbu karangnya, tetapi juga sumber-sumber penyebab kerusakan terumbu karangnya, misalnya sampah yang masuk ke laut dsb. Di tempat say beraktifitas, kebetulan program ini sedang kami lakukan di Kepulauan Seribu (kunjungi infonya di www.pksplipb.or.id)
Apa yg harus kita lakukan? Banyak sudah slogan yang dapat kita baca, di stiker, spanduk, baliho, banner, iklan dsb: ”Stop Global Warming”, ”Stop Illegal Logging” , “Tanam POHON sebanyak-banyaknya”, “Kurangi penggunaan energi Fossil”, tapi apakah selesai dengan slogan? Tentu TIDAK. Kalo saya boleh saran, jangan suarakan slogan-slogan tadi kepada orang lain kalau kita belum melakukan hal-hal yang mengarah kesana, jangan anggap ini harus pekerjaan besar dan sulit!!! Tidak mulai dari hal yang paling sederhana dan paling deket dengan kita.
Simak dan cobalah, saya jamin bukan pekerjaan sulit , tapi musuh kita adalah kita malas :
1. kalo di rumah, buatlah minimal 2 jenis tempat sampah, tidak harus dari tong yang mahal kok bias apa saja yang penting menampung, bisa juga dari kardus bekas. Lalu sampah yang ada, pisahkan tempat buangnya : yang berbahan basah dan organis (daun, sisa sayur, makanan) masukan ke tong khusus organis, dan anorganik (kertas, plastik dan kaca) kumpulkan di tempat satu lainnya, jika anda mau lagi, yang jenis organik jadikan kompos, tapi jika tidakpun, anda telah membantu tukang sampah dan pemulung memilahnya…membantu mempersingkat kerja pemulung.
2. Kalau kita di jalan dan membawa plastik, kertas, atau apapun dan tidak lagi kita gunakan, jangan buang tapi masukan ke kantong atau tas, sesampai di tempat masukan ke tempat sampah yang terpilah. (Organik =basah), anorganik = kering atau jika ada, yang ini dipisahkan lagi kertas dan kaca dan plastic)…tindakan ini akan member pengaruh besar kepada pembersih jalan karena akan mengurangi beban volume memungut sampahnya, dan kalo di laut, akan mengindari matinya terumbu karang dan ikan-ikan.
3. Waktu mandi cobalah airnya ditampung, dan sisanya gunakan untuk menyiram tanaman, tindakan ini akan mengurangi penggunaan air bersih untuk yg tidakperlu, dan bagi pengolah air limbah, juga mengurangi volume yang harus diolah..hemat bahan bakar.
4. Coba tambahkan sendiri tindakan kecil yang besar pengaruhnya terhadap pemanasan global.
Mohon maaf, saya sendiri belum bisa melakukan semua tindakan kecil di atas, tapi paling tidak sudah mulai beberapa, salah satunya adalah membagi 2 penampungan sampah, di rumah kami semua air dikembalikan menjadi air tanah, karena kami memiliki 2 sumur resapan, dan juga sisa makanan (bahan organik) dimasukan ke dalam lubang biopori. Karena itu kami hanya bisa mengajak... mulailah sekarang dari hal-hal yang paling kecil yang bisa kita lakukan.
Wallah A’lam bi Ashawab

kategori :

Gardening... membuat home sweet home

21.2.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)

Meski saya sarjana pertanian, dan juga istri, tetapi terus terang, in practice, saya tidak memiliki kecakapan cukup untuk yang namanya mengurus tanaman. Apalagi sekarang bekerja bukan di soal tanam-menanam. tapi jujur... saya suka dengan menanam dan merawatnya. Dengan melihat tanaman hati jadi segar, pikiran seperti di refresh menjadi jernih dan tentu saja sehat, sehingga kehangatan keluarga akan terpancar.... begitu kira-kira.

Hari-hari, biasanya di akhir pekan, kalo tidak bertugas ke luar kota, saya dan anak-anak biasanya suka megutak-atik tanaman, pot-pot di pindahkan, diganti atau ditambah tanaman baru. Bila keluar kota biasanya saya membawa tanaman yang menurut saya, menarik. Jadilah hasilnya---meski tanpa ilmu lansekap--- saya membuat taman kecil di rumah, dengan menaruh pot-pot tanaman; di halaman depan, di ruang tamu, di pinggir kolam ikan di bagian ruang makan (yang kadang gemericik air dari pompanya dihidupkan, sehingga ada musik alam), di bagian belakang rumah yang bawah tandon air, ya meski bukan tanaman mahal, tapi memberi kesan hijau. Kebetulan halaman rumah cukup untuk menaruh beberapa tanaman kecil dan sedang, di ruang makan ada kolam ikan kecil, yang disekitarnya ditaruh pot-pot kecil, dan di belakang,karena kesannya kotor, karena ada tandon air dan sumur, kami taruh tanaman2 biar tidak terkesan 'kusruh'....ya namanya juga sarjana pertanian, masak gak senang tanaman..he..he

kategori :

Latah Pemekaran Wilayah

21.2.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (1)

Saat ini di kampung nenek moyang saya, Cilacap-Jateng, sedang hangat didiskusikan wacana pemekaran wilayah kabupaten baru ; cilacap induk (bagian timur) dan cilacap barat. Tentu saja yang mendorong adalah para tokoh yang berasal dari wilayah cilacap barat.
Alasan utama tuntutan adalah jauhnya rentang kendali pemerintahan dan tidak seimbangnya laju pembangunan. Alasan pertama, memang fakta. Di Pulau Jawa, masih ditemui, untuk mencapai kecamatan terjauh dari ibukota kabupaten dibutuhkan waktu perjalanan 4 jam, sehingga orang-orang dari wilayah barat ini, merasa sangat jauh jika mengurus sesuatu, ini Nmemang lazim ditemui di wilayah luar jawa, papua dan kalimantan misalnya. Namun alasan yang kedua, tidaklah logis. Bahwa wilayah barat mengalami ketimpangan pembangunan..betul, tapi wilayah timurpun sebenarnya mengalami problem yang sama, timpang pembagian kue pembangunan. Disini jelas bahwa alasan kedua, dihadapi oleh pihak manapun yang tidak berada di kota (wilayah pheriferi-pinggiran). Belum lagi jika dilihat, kekuatan ekonomi wilayah yang akan dimekarkan (Cilacap barat), masih belum bisa diandalkan sebagai sumber kesejahteraan masyarakatnya, karena sangat tergantung dari pusat industrinya, cilacap kota.
Dus, jangan hanya karena kita merasa jauh dari 'pusat' pengendalian terus kita merasa sah dan wajib membuat 'pusat' baru.
Kecenderungan pemekaran yang terjadi di Indonesia saya kira malah menuju arah sebaliknya, menciptakan inefisiensi dan pemiskinan masyarakat. Dan kalo kita melihat tren dunia, melawan kecenderunga wilayah adalah menantang arus fenomena penyatuan entitas global. Ketika dunia berusaha keras untuk membuang sekat-sekat dan mendorong penyatuan-penyatuan wilayah, kitarnnmenuju arah yang sebaliknya, ya...meskipun sebenarnya yang dianggap ada masih dalam tahapan penyatuan entitas ekonomi, seperti pasar bersama masyarakat ASEAN, masyarakat ekonomi eropa dsb, tapi sedikit demi sedikit ke arah penyatuan menuju ke arah penyatuan politik, uni eropa misalnya.

Dan lagi (menurut berbagai sumber yang saya ikuti), berdasar kajian akademis, selama pemekaran wilayah di Indonesia, tidak (atau tepatnya belum) ditemukan daerah pemekaran yang dianggap 'sukses' mendekati tujuan, sebagaimana dicita-citakan. Belum lagi, justru pihak penerima manfaat terbesar dari suatu pemekaran wilayah hanyalah elit-elit politik yang haus kekuasaan dan kekayaan. Jadi sebenarnya hanya menciptakan raja-raja (kecil) baru yang haus kekuasaan dan kekayaan. Kasus pemekaran wilayah Provinsi Tapanuli menjadi film hangat yang sangat gamblang di depan mata kita.

Sebagai gambaran lebih lengkap bagaimana pandangan para pakar, saya kutipkan wawancara dari pakar ekonomi regional UI, Bambang P.S. Brodjonegoro, PhD. tentang pemekaran wilayah, yang saya kutip dari Majalah Tempo Edisi 16-22 Februari 2009.

Benarkah pemekaran wilayah menguntungkan masyarakat?

Dilihat dari konsepnya, peran pemerintah daerah adalah memberikan pelayanan masyarakat, karena dia merupakan unit yang terdekat dengan masyarakat. Kelemahan sentralisasi di masa lalu ialah sering kali yang melayani tidak mengerti kebutuhan yang dilayani.

Apa yang membuat pemekaran wilayah begitu subur setelah era reformasi?

Masyarakat di daerah melihat peluang. Seingat saya, daerah yang mendaftar untuk dimekarkan semuanya lolos. Jadi, orang melihat prosesnya gampang. Alasan pelayanan masyarakat yang kurang bagus hanya menjadi tameng. Alasan yang esensial macam-macam. Ada kepentingan pribadi, kelompok, etnis, agama, dan sebagainya.

Kepentingan seperti itu jugakah yang muncul dalam tuntutan pembentukan Provinsi Tapanuli?

Bila melihat sejarah Sumatera Utara, dari zaman Pak Harto sampai sekarang, mayoritas gubernurnya bukan Batak yang beragama Kristen. Kebanyakan Melayu atau Batak muslim. Nah, orang-orang Batak Kristen merasa disingkirkan. Dalam konteks pembangunan wilayah, kita lihat di Sumatera Utara yang berkembang hanya daerah pantai timur. Wilayah pantai barat tertinggal.

Sepertinya Dewan Perwakilan Rakyat ikut mendorong pemekaran wilayah dengan hak inisiatifnya.…

Ya. Ketika pemerintah mulai mengendalikan, menyetop, membuat moratorium dan segala macam, yang tidak diantisipasi adalah hak inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat. Kalau kita lihat, produk legislatif DPR menyangkut otonomi tinggal copy paste, ganti nama daerah, ganti garis lintang bujurnya, dapat undang-undang baru.

Pemerintah tak berdaya mencegah?

Pemerintah kadang berpikir, kalau mereka tidak setuju, nanti DPR akan membalas. Karena itu pemerintah tidak mau repot, tidak mau menghalangi DPR. Makanya pengusul pemekaran daerah mati-matian melobi DPR. Bila lewat pemerintah, jalannya cukup panjang. Ada kemungkinan tidak lolos di tingkat Departemen Dalam Negeri atau Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah. Tapi, kalau lewat DPR, pasti lolos karena langsung masuk RUU, dan pemerintah dalam posisi tidak gampang untuk mengatakan tidak.

Alih-alih pelayanan masyarakat membaik, di beberapa daerah hasil pemekaran justru korupsi makin berbiak.…

Korupsi itu tanda kualitas pelayanan publik buruk. Data pertumbuhan ekonomi daerah hasil pemekaran dengan data di kementerian daerah tertinggal menunjukkan cukup banyak daerah baru langsung masuk kategori daerah tertinggal. Mungkin kita ingat kelaparan di Yahukimo, Papua. Yahukimo adalah hasil pemekaran daerah. Jadi, ketika pemekaran dilakukan, malah muncul kelaparan. Ini berarti layanan publiknya tidak jalan.

Aparatnya belum siap?

Mereka belum siap, dan anggaran terbatas. Dana alokasi umum kan dibagikan ke semua kabupaten? Ketika ada pemekaran, dana itu diambilkan dari daerah induk, berkurang masuk ke daerah pemekaran. Karena banyak daerah baru, uang yang diterima per daerah makin kecil. Padahal, daerah punya ongkos tetap yang tidak bisa diapa-apakan. Misalnya, gaji pegawai yang terus bertambah, membangun sarana dan sistem pemerintahan. Uang yang tersisa untuk layanan publik pun makin kecil. Wajar kalau kualitas layanan menurun karena uang operasional tak banyak lagi.

Jadi, apa rekomendasi Anda tentang pemekaran wilayah?

Pemekaran wilayah harus dihentikan. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 menyatakan, suatu daerah bisa dimekarkan atau digabungkan. Tapi, sampai hari ini penggabungan nol. Siapa mau dari bupati balik lagi jadi camat? Kuncinya, harus ada insentif dan penalti. Insentif diberikan bila suatu daerah mau bergabung. Itu dilakukan di Jepang, sehingga jumlah pemerintah daerah di Jepang menyusut. Yang didorong bergabung adalah daerah perkotaan, sehingga menjadi metropolitan tersendiri. Mereka diberi dana khusus sehingga dapat berfungsi menjadi satu unit pemerintahan. Kalau kita kan malah nambah terus, sampai lima ratus kabupaten dan kota. Cara kedua, adakan evaluasi yang ketat. Setelah beberapa tahun, lima tahun misalnya, kalau pemerintah daerah tidak mampu melayani kebutuhan dasar masyarakat, dia harus bergabung dengan daerah induknya kembali, atau dengan tetangganya. Nah, evaluasi itu, kalau mau adil, jangan hanya daerah hasil pemekaran, tapi juga daerah lain.

Tidak adakah contoh daerah hasil pemekaran yang sukses?

Mmm.... (berpikir lama), tidak ada. Bila melihat tokoh bupati dan wali kota pilihan Tempo, misalnya, kebanyakan dari daerah induk. Daerah hasil pemekaran biasa-biasa saja, medioker. Saya melihat pemekaran malah lebih merugikan secara ekonomi: pelayanan publik menurun, skala ekonomi mengecil sehingga tidak efisien, dan makin kuatnya primordialisme di daerah-daerah di Indonesia.

Bukankah ada juga gubernur hasil pemekaran daerah yang sukses?

Ya, seperti di Gorontalo. Gubernur yang sukses itu mempunyai visi ekonomi wilayah. Bagaimana mengembangkan ekonomi wilayah, terutama bisnisnya. Kalau gubernurnya cuma politikus yang terpilih lewat hura-hura kampanye, agak sukar mengharapkan dia punya fungsi mensinergikan wilayahnya. Mereka malah menjalankan tugas yang tidak perlu seperti pendidikan dan kesehatan murah, padahal itu wewenang di level bupati dan wali kota.

Apa gubernur tidak boleh mengembangkan pelayanan publik?

Menurut undang-undang, kewenangan otonomi itu ada di tangan bupati dan wali kota. Gubernur ada kekuasaan otonominya, tapi terbatas. Dia lebih berfungsi sebagai wakil pemerintah pusat. Jadi, aneh kalau melihat perebutan jabatan gubernur sekarang. Karena berebut posisi yang sebenarnya bukan sasaran otonomi daerah. Itu juga yang perlu dikoreksi.

Kalau wewenang gubernur terbatas, mengapa posisi itu masih diperebutkan?

Keadaan membuat gubernur seolah-olah hebat. Contohnya, media memuat berita pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Timur secara besar-besaran. Itu kan pemborosan? Lucunya lagi, gubernur melakukan kampanye seperti bupati, menjanjikan pendidikan gratis dan kesehatan murah, padahal itu kan tergantung kabupaten dan kota? Bayangkan, gubernur sudah bilang begitu, dalam prakteknya bupati atau wali kota menolak karena tidak punya uang. Ini bukan era Orde Baru, ada sentralisasi ketika kepala daerah tingkat dua harus nurut kepada kepala daerah tingkat satu.

Jadi, tak perlu ada pemilihan gubernur secara langsung?

Tidak perlu. Sesuai dengan fungsinya, gubernur adalah wakil pemerintah pusat, yang mengkoordinasi daerah otonom. Jadi, DPRD bisa memilih tiga kandidat, biar pusat yang menunjuk. Dengan demikian, pemerintah mendapat orang yang bisa mewakili dia, dan acceptable di daerah.

Gubernur ini yang mengkoordinasi pembangunan ekonomi?

Gubernur menjadi wakil pemerintah pusat yang mengkoordinasi daerah otonomi. Perekonomian daerah bisa berkembang bila wilayahnya luas, economic of scale-nya tercapai. Yahukimo cuma berpenduduk 10 ribu orang, bagaimana bisa berkembang? Daerah yang punya potensi berkembang itu minimal setingkat provinsi. Dalam bayangan saya, gubernur adalah orang yang bisa memikirkan economic integration di antara kabupaten dan kota di wilayahnya.

kategori :

Journey to 'kie raha" country

18.2.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)

Awal bulan, saya menjalani perjalanan tugas ke sebuah kepulauan indah nan cantik,di negeri "KIE RAHA", sebutan untuk wilayah ini, yang berati negeri yang ditopang empat gunung dan empat kerajaan (Islam), yaitu Kepulauan Maluku Utara, tepatnya ke Kabupaten Halmahera Utara. Kabupaten ini adalah salahsatu Kabupaten di Malut, yang sangat terkenal saat terjadi kerusuhan berbau SARA pada tahun 2001, karena di ibukotanya, TOBELO, akibat kerusuhan ini, banyak jatuh korban jiwa baik dari pihak Islam ataupun Kristen, termasuk kota luluh lantak menjadi zero civilization, karena seluruh fasilitas peradaban hancur (saling menghancurkan atas nama agama).

Perjalanan dari Jakarta bisa ditempuh dengan pesawat atau kepal laut. Saya kebetulan menggunakan Batavia Air untuk mengantar saya sampai ke Bandara Sultan Baabulah Ternate, dengan lama perjalanan 3,5 jam non stop. Penerbangan ini saya pilih karena kalau dengan maskapai lain harus melalui Makassar atau Ambon (Merpati) atau transit di Manado (Lion Air), sehingga perlu waktu lebih 5 jam.

Untuk sampai di Pulau Halmahera kita masih harus menyeberang dengan kapal cepat (speedboat) ke Sofifi (ibukota Malut sekarang, masuk wilayah Kota Tidore Kepulauan) atau ke Sidangoli (Halmahera Barat) dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Menurut saya fasilitas angkutan laut di sini jauh lebih memadai di banding angkutan laut di Pulau Jawa, seperti kepulauan Seribu dan Karimunjawa misalnya yang tidak punya armada angkutan laut reguler yang sebagus disini.
Setelah mencapai Pulau Halmahera perjalanan masih harus dilanjutkan dengan taksi (kendaraan umum) yang bisa dicarter, atau bayar per orang. Tetapi ada fenomena 'menarik' di sini, yakni jenis mobil penumpang umumnya adalah jenis-jenis mobil yang kalau di Pulau Jawa adalah mobil untuk di rentalkan, seperti Innova, Avanza bahkan Yaris, bukan bus atau colt. Bahkan, kata Pak Rafik, sopir yang menjemput saya, di Halmahera Timur digunakan mobil doble gardan seperti Ford atau Landrover atau Landcruiser.
Perjalanan darat menuju ke arah Tobelo sungguh nyaman, bukan saja karena mobilnya, tetapi juga pemandangannya sangat cantik; paduan hamparan hutan, padang rumput, kampung-kampung kecil, dengan jalan yang kadang menanjak, turun, tetapi jalannya sungguh mulus. Meski tidak lebar, sopir berani berjalan dengan kecepatan cukup kencang, tetapi karena jumlah kendaraan tidak banyak, jadi aman-aman saja. Apalagi ketika kita berada di ketinggian, ke arah timur, kita dapat melihat birunya laut Teluk Kao.

Memasuki Kabupaten Halut, saya agak dibuat bingung, karena desa-desa yang ada, ternyata secara selang-seling berada di wilayah kecamatan dan kabupaten yang tidak sama meski bertetanggaan. Belakangan saya baru tahu, bahwa memang ada fenomena aneh disini, yaitu beberapa desa menjadi "enclave", atau suatu desa berada di tengah2 wilayah kabupaten lainya, seperti ada desa milik kabupaten Hal-Ut berada di tengah2 kabupaten Hal-Bar, atau sebaliknya. Selusur punya selusur, ternyata memang itu akibat konflik perebutan wilayah desa, akibat pemekaran wilayah kabupaten. Terakhir ada 6 desa di Hal-bar, yang ingin masuk menjadi bagian Hal-Ut, akibatnya ya itulah...bahkan ada warga yang terpaksa ditransmigrasikan, transmigrasi lokal, karena mau masuk salah satu kabupaten lain. Saya tidak tahu pasti mengapa itu bisa terjadi, kabarnya sih.... karena iming-iming mendapat dana bantuan desa dari program CSR sebuah perusahaan tambang.
Saya tidak mau membahas jauh apalagi terlibat konflik itu, karena sangat disayangkan untuk melewatkan keindahan alam ini dan menggantinya dengan fenomena paling primitif manusia itu. Semakin masuk ke bagian Hal-Ut, fenomena keindahan berubah dari keindahan pegunungan menjadi fenomena pesisir yang kental, desa pantai, teluk, laut biru, pantai putih akan silih berganti, namun di kiri, hutan yang lebat dan kesunyian masih sangat terasa. Ya... dibalik kesunyiannya, bumi Halmahera Utara banyak bercerita tentang betapa kaya kandungan alamnya yang luar biasa, hutan, lahan pertanian yang subur, logam mulia, emas dan tambang lain ada di baliknya (Sekarang sebuah perusahaan Australia, mendapat konsesi untuk mengeksplorasi emas di wilayah ini),namun kadang juga menyembunyikan cerita kelamnya (sisa kerusuhan, dimana sisa-sisa rumah atau gereja atau masjid yang terbakar seolah menjerit menyuarakan kepiluan dan penduduk lokal yang masih tertinggal.
Tapi lupakan kepiluan, nikmatilah keindahan saja, anda tak akan melupakan negeri ini, meski terus terang fasilitas untuk para pelancong sungguh minim. Tapi saya akan kembali ke sana lagi..tentu, karena kesibukan tugas, sayangnya, saya tidak sempat jalan-jalan yang sesungguhnya secara tuntas. Saya hanya menikmati keindahan perjalanan dari Sidangoli-Tobelo-Galela, pantai-pantai dan bekas kapal perang Jepang sisa perang dunia II, dan nikmatnya makanan lokal yang khas, mulai pisang goreng yang 'berbeda' sampai ikan goreng yang disajikan di atas restoran terapung di atas danau Galela.

Saya pasti akan ke sana lagi...suatu saat !!! Insya Allah

ayah addin dan non

kategori :

Die Kurzgeschichte der Mutter

18.2.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)

Ibu adalah guru pertama bagi setiap anak.
Bukan slogan, bukan pepatah bukan juga peribahasa. Semua orang tahulah...Lalu siapa guru pertama bagi seorang ibu? Ya pasti ibunya jg (eyang putri, oma, nenek ato mbah putrinya anak2 kita, maksudnya...). Tapi pernah ga berpikir, siapa GURU TERBAIK bagi setiap ibu. Subhanallah...tak lain tak bukan:anak-anak. 8 Maret 2003 adalah hari pertama saya diberi kepercayaan menjadi seorang ibu.Tapi hebatnya, Kemal addin aufarhesya sudah mulai mengajarkan banyak hal pada saya sejak lebih dari 9 bulan sebelumnya. Menyadari 'keajaiban' yang terjadi di dalam tubuh saya (ada sebuah kehidupan baru di perutku! It' amazing, right?!), untuk kemudian benar-benar memahami betapa rumitnya setiap proses penciptaan (VCDnya luar biasa, pak Harun Yahya. suer deh!). Itu pelajaran pertama. Materi-materi selanjutnya diberikan di saat dan dengan cara yang tdk terduga. Ah semua ibu pasti merasakan hal yang sama. pertama kali saya minta maaf pada ibu saya adalah hari2 pertama saya punya Addin. Dan (yg bener2 from the bottom of my heart, bukan cuma ritual sungkeman di hari raya, atau sekedar upaya 'melarikan diri' dari ceramah beliau he..he..)

oleh : dian arsyad

kategori :

Biarkan anak-anak membangun mimpi

4.1.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)

Sabtu kemarin (3.1.2009) saya, istri dan anak-anak menonton film komedi berjudul Bedtime Story, yang dibintangi Adam Sandler (Skeeter), Keri Russell (Jill), Guy Pearce (Kendall), Jonathan Morgan Heit (Patrick) dan Laura Ann Kesling(Bobbi). Film ini mulai diputar sehari sebelumnya. Film tersebut sebenarnya sangat biasa dari sisi cerita, dan sangat sederhana dari sisi alur cerita, bahkan menurutku (sedikit) konyol bahkan. Namun karena kesederhanaannya, itulah tema film anak-anak yang bagus...ya sebuah dongeng untuk anak-anak sebelum tidur.

Kisah bermula dari sebuah keluarga Marty Bronson, yang memiliki sepasang anak (laki dan perempuan = Skeeter dan Wendy), dan mengelola hotel keluarga (homey hotel). Mungkin untuk efisiensi, hotel dikelola dengan melibatkan anak-anaknya. Mereka hidup bahagia (meski tanpa ibu), dengan kebiasaan ayahnya membacakan cerita-cerita sebelum tidur. Hingga suatu ketika pemasukan dari hotel itu makin sulit, dan datanglah kawan Marty yang kelihatan cerdik dan ambisius, Barry Nottingham, yang mau membeli hotel ini dan akan membuat hotel mewah dan berjanji akan mengangkat anak Marty (Skeeter) untuk mengelola hotel itu jika sudah besar.

Hari berganti sampai akhirnya Skeeter tumbuh dewasa, dan Wendy sudah punya 2 anak yang lucu (Patrick and Bobbi) dan hotel Notingham juga sukses, tapi apa yang terjadi?... si Skeeter memang bekerja di hotel tapi hanya sebagai Junitor dan bagian umum. Barry Nottingham telah melupakan janjinya.
Dari sinilah cerita Skeeter mencoba mengingatkan Barry untuk membuktikan janjinya, yaitu menjadi pengelola hotel. Alih-alih mendapatkan jabatan sebagai manager di hotel itu, malah mendapat beban...kaena Wendy yang single parent mau mencari kerja di kota lain dan menitipkan anak-anaknya kepada adiknya, yang tidak pernah pegang anak kecil. Justru dari sinilah, kesuksesan hidup Skeeter, dimulai...lewat cerita sebelum tidur kepada keponakannya yang --serba kebetulan---lewat mimpi2 yang dikarang keponakannya itu--akhirnya Skeeter berhasil. Berhasil mendapat jabatan itu dan juga berhasil menggaet, bu guru cantik--sesama pengasuh--keponakannya, Jill.
Meski serba kebetulan, justru imajinasi anak-anak, yang kemudian menjadi mimpi sederhana mereka adalah jalan untuk menjadi kenyataan. Karena itu....biarkan anak-anak membangun imajinasi dan mimpi mereka untuk diraih ketiak mereka tumbuh.
Tugas kita adalah memberi ilmu dan wadah kepada anak-anak agar mereka mendapat situasi dan lingkungan yang sesuai untuk mewujdukan mimpi itu. Wallahu A'lam bishawab

kategori :

Selamat Hari Raya Ied Mubarak

27.9.08 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)


Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Kami sekeluarga lebaran tahun ini akan merayakan hari bahagia tersebut di Bogor, sehingga silaturahmi dengan keluarga tidak bisa dijalankan secara langsung, tidak bisa sungkem kepada orang tua dan mbahnya anak-anak, sebagaimana tradisi biasanya, karena itu kepada Ayah-Ibu di Cilacap, di Surabaya, pakde-bude,pak lik-bulik, OmTante, Mas-Mba, Adik-adik; kami memohon dengan penuh takzim mohon dimaafkan segala salah dan khilaf.
Di hari bagahagia ini pula kami mengucapkan selamat iedul fitri, semoga kebahagiaan menyertai hari indah ini. Ja'alnallah waiyyakum Minal 'Aidin wal faidzin.

kategori :

Fenomena Laskar Pelangi

27.9.08 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)

Alhamdulillah, hari Kamis lalu (25.9.2008), saya, istri dan kedua anakku nonton film yang kami tunggu-tunggu: LASKAR PELANGI. Kami juga berhasil membujuk teman-teman anakku disekolah untuk ikut nonton, bukan sekedar hiburannya, tapi menurut saya, inilah salah satu cara memasukan nilai dengan mudah tapi menyenangkan kepada anak-anak.Meski ada novelnya, tapi anak-anak dibawah 6 tahun, kan belum bisa membaca novel dengan sempurna, meski udah bisa baca. Thus, film-lah caranya.

Isi dan jalan cerita sudah diketahui dari novel dengan judul sama, yang ditulis ANDREA HIRATA,yang sekaligus juga pelaku sejarah sang IKAL, tokoh dalam film itu, tetapi yang berbeda, cara penyajiannya sungguh luar biasa, inilah film yang menurut saya : tdk merusak jalan cerita novel asli, tidak (minim) kontroversial, indah, tidak mengada-ada dan tidak ada serba kebetulan. Ini tentu berbeda dengan film-film sebelumnya yang sama-sama berangkat dari novel, terus dilayar lebarkan seperti Ayat Ayat Cinta, yang membuat pembaca novelnya agak kecewa. Penulis skenarionya dengan jeli bisa memahami dunia anak-anak dan guru-guru kecil dengan sangat teliti.
Dalam kasus ini, Riri Reza dan Mira lesamana, sutradara dan produser film ini mampu dengan apik menampilkan jalinan cerita yang sangat bagus. Meskipun untuk anak-anak, (mungkin) film ini kurang mudah dipahami, karena pembahasaannya banyak dengan kiasan dan tidak langsung--khas bahasa melayu--. Tapi untuk semuanya, bintang lima layak disandangkan kepada film ini.
Dari sisi pemain juga luar biasa, meski para pemain utama adalah anak-anak lokal (baca : belitong), tapi penjiwaan terhadap karakter begitu pas, kecuali SI ONENG, yang menjadi Ibu Ikan, yang 'tidak kena', entah apa sebabnya...
Totalitas Cut Mini, Ikranagara, sepuluh anak laskar pelangi juga luar biasa.
Salah seorang pemain film, Ikranagara (pemeran Pak Guru Arfan) itu menulis di salahsatu milis :
"... mutu artistik film ini ini pantas untuk dijagokan di berbagai festival film di mancanegara untuk mengharumkan nama bangsa kita yang "masih banyak menanggung beban persoalan berat" sekarang ini.
Jadi, dalam bahasa penelaah seni, film ini dipujikan sebagai karya seni "engage" yang berhasil mencapai mutu artistik tinggi. Dan aku sependapat dalam hal ini.
Juga, apa yang aku harapkan tampil, yakni momen-momen dramatik itu, tampil dengan keseriusan yang memukau, bahkan berhasil menyentuh; perasaanku (touching), selain juga keriangan hidup masa kanak-kanak berdampingan dengan kepahitan hidup akibat beban ekonomi justeru di sebuah pulu yang tergolong kaya raya sumber alamnya!
Ada adegan yang aku cemaskan sebelum menyaksikan film ini, yaitu adegan percintaan antara Ikal dan A Ling. Aku khawatir kalau adegan itu ditampilkan secara klise atau bahkan vulger, tapi Alhamdulillah bagian ini ditampilkan dengan puitis sekali, sehingga membangkitkan nostalgia indah masa remaja kita saat pertama tersentuhrasa cinta
yang erlotis itu. Puisi indah ini pun diwarnai dengan keriangan dan kelucuan masa remaja yang sungguh bernuansa naivitas tapi sekaligus murni itu... amboi!
Adegan cerdas tangkas pun digarap menuju klimaxnya yang menyentuh perasaan kita! Ya, aku sudah membaca skenarionya, juga bukunya, maka aku menyangka adegan ini tidak adan membuat aku terlibat, bukan? Tapi nyatanya Sutradara, kameraman dan editornya luar biasa: mereka mampu menjebakku untuk ikut dan larut ke dalam peristiwa yang digiring ke arah klimax kemenangan Lintang atas Juri!
Memang, seni pada dasarnya bukanlah hanya masalah "what" dan "who" tapi yang terpenting adalah "how"-nya: bagaimana sutradara, editor, kameraman menyajikan peristiwa itu! Kesuksesan segmen percintaan
Ikal dan A ling juga sama halnya, yakni kesuksesan "how" ini.
Itulah sebabnya aku menyatakan puas setelah menyaksikan film ini
untuk pertama kalinya. Termasuk adegan-adegan yang aku ambil bagian
di dalamnya -- Alhamdulillah!
(Ikranagara).
Bagi saya, kalo kita simak, di film ini dialog-dialognya juga sarat pesan da'wah namun sama sekali tanpa ada kesan menggurui. Lihatlah dialog antara Ikranegara yang berperan sebagai Pak Arfan, sang kepala sekolah, dengan Slamet Raharjo, yang berperan sebagai Pak Zulkarnain, sangat kentara pesan yang disampaikan: Kecerdasan tidak dilihat dari angka angka tapi dari hati, sekolah ini mengajarkan hiduplah dengan memberi sebanyak banyaknya bukan dengan meminta sebanyak banyaknya.

Begitu banyak kelebihan, tapi ada juga 'sedikit' kekurangan,apapun film ini adalah sebuah tamparan kecil buat pemerintah, para penyelenggara sekolah, yang menyelenggarakan pendidikan dengan menempatkan materi sebagai landasan utama. Kondisi SD Muhammadiyah Gantong adalah hanya salah satu contoh, tidak perlu jauh ke Belitong, di pelosok Jawa Barat atau Jawa Tengah saja masih banyak kondisi sekolah yang sedemikian. Mudah-mudahan film ini menjadi awal dari gerak pemerintah yang telah memutuskan untuk meralisasikan alokasi anggaran pendidikan 20 %. Sehingga anak-anak jenius didikan alam seperti Lintang, tidak akan bernasib seperti Lintang. Amin ya rabbil 'alamin. Wallahu a'lam bishawab.

kategori :

Selamat Ulang Tahun...Non: 4 tahun

17.9.08 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)


Sebelum waktu ritual sahur selesai malam tadi, saya dan istri membangunkan anakku yang nomor dua, Najma, yang biasa disapa dengan sebutan singkat "non". Kami bukan membangunkan dia untuk ikut sahur, karena memang dia bi elum begitu semangat untuk berpuasa, berbeda dengan Masnya Addin, yang sudah selalu ikut ritual sahur. Kami bangunkan karena hari ini, dini hari tadi tepatnya, 17 September, tepat 4 tahun umur dia. Di keluarga kami tidak dibiasakan pesta ultah, hanya sekali mengadakan pesta ultah untuk Addin, itupun dengan janji hanya sekali. Sedang non malah belum pernah dirayakan (pesta), ya harusnya tahun ini, seperti Addin dulu juga pas 4 tahun. Ya..akhirnya  dirayakan bersama teman2 sekolahnya.
Pikiran saya jadi mengembara ke 4 tahun lalu, dimana kami masih tinggal di rumah kontrakan di bagian bawah komplekku sekarang. Untuk anakku yang kedua ini memang waktu itu tidak punya ekspektasi apapun, baik jenis kelamin atau pengharapan lainya, kami berdua hanya tawakkal kepada Allah, atas buah hati yang kedua ini. Mungkin juga karena anak kedua, yang berbeda dengan ketika menghadai kehamilan, kelahiran dan perkembangan anak pertama, sungguh semuanya surprised.

Alhamdulillah Non juga tumbuh menjadi anak yang lebih kuat dibanding masnya, termasuk daya tahan tubuhnya, juga lebih riang, meski rewelnya juga lebih dibanding masnya. Saya tidak bermaksud membandingkan keduanya, tapi alhamdulillah saya diberi dua anak dengan dua karakter yang sama-sama menyenangkan.
Ya...sebagai orang tua, yang harus kami tangani dari dua anak kami adalah perbedaan karakter si Mas dengan si Non ini, dimana masnya tipe yang serius dan pendiam tapi cermat, sedangkan karakter non periang, meledak-ledak, tapi cepat bisa kembali tenang. Tentu ini seni yang sangat meyenangkan sebagai orang tua.

Kami hanya bisa berusaha dan berdoa smoga keduanya menemukan cara masing-masing untuk berkembang menemukan jalan pembentukan pribadinya menjadi Muslim-muslimah yang tahu dan pandai mengisi hidup, sehingga dapat eksis di dunia dan selamat di akhirat, selebihnya kami ber-tawakal-kepadaMu ya Rabb...
Untuk Non, met ulang tahun yang ke-4 ya, semoga non makin pintar, makin santun dan bisa berbagi dengan masnya dan orang lain...ayah dan ibu mencintaimu selalu
Wallahu a'lam bishawab..

kategori :

Nikmatnya Puasa di Manado

15.9.08 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)



Seminggu setelah ramadhan, kebetulan saya ditugaskan kantor untuk ke Manado, sebuah kota di ujung utara Indonesia. Sebetulnya ini kunjungan kedua saya di kota ini, dan kebetulan saya selalu datang di bulan ramadhan.
Saya mau cerita, bukan karena godaan-godaan kota Manado di bulan puasa ini seperti (maaf) gadis-gadis Kawanuan-nya yang memang sudah terkenal itu, tetapi justru betapa di kota yang mayoritas adalah pemeluk Kristen ini, betapa menjadi muslim di sini, begitu mudah dan berharga. Bayangkan, begitu turun dari pesawat, ketika pertama ngobrol dengan sopir mobil carteran menuju hotel, sopirnya bertanya, apakah Bapak Puasa?, sambil minta maaf, begitu dia tahu saya puasa, dia dengan antusias cerita bahwa hotel-hotel selalu menyediakan menu sahur untuk tamunya, sebagai pengganti breakfast-nya. Diapun bercerita tentang masjid-masjid di Manado, kalo ingin tarawih. Suasana kotanya juga sangat ramah dengan bulan yang hanya menjadi milik minoritas penduduknya, dimana ucapan "marhaban Ramadhan dan selamat menjalankan ibadah puasa, ada dimana-mana, dan hampir setiap kantor, partai politik, tokoh politik, sampai caleg, membuat spanduk ucapan ini, sehingga secara psikologis, saya merasa diterima sebagai muslim yang sedang menjalani ibadah puasa...subahannallah.

Ketika memasuki hotel di sebuah kawasan Boulevard, yang berdiri di pinggir pantai menghadap laut sulawesi dan Taman Nasional Laut Bunaken, di kejauhan nampak terlihat betapa gagahnya Gunung dan Pulau Manado Tua, yang konon pertama orang Manado berasal, suasana ramadhan juga langsung nampak, dimana ada brosur dan pamflet, juga menawarkan paket ramadhan, sahur, buka dan spesial kamar harga diskon, menyambut ramadhan ini. Inilah ramadhan saya yang meski di negeri minoritas muslim, tapi muslim berada di tempat terhormat. Memang toleransi agama di Manado, bisa menjadi contoh bagi daerah lain. Dari sopir yang mengantarkan saya, juga saya dengar cerita bahwa jika ummat muslim merayakan hari raya, di masjid, maka warga kristen juga ikut merayakan dengan mengunjungi keluarga muslim dan membantu menyiapkan perayaan, termasuk yang menjaga parkir dan keamanan, demikian sebaliknya jika ada perayaan natal danpaskah pemuda muslim ikut merayakand an membantu.

Saya rasa, inilah kunci, kenapa, ketika di daerah-daerah lain yang muslim menjadi minoritas, sering terjadi konflik agama, di sini hampir tidak pernah terjadi (konflik itu). Ketika Gorontalo memisahkan diri menjadi provinsi, alasan agama menjadi alasan terakhir, selain karena pembagian kue pembangunan dan rentang kendali pembangunan yang jauh.
Saya rasa..ini adalah pengalaman bathin yang sangat berharga buat dari manado, selain bubur manadonya yang dikenal dengan nama Tinutuan, yang memang sangat enak.

kategori :