Gunung Salak wilayah barat: betulkah terancam?

4.4.09 / oleh AUFA FAMILY /


Sabtu ini (4.4.09) ini saya berkesempatan jalan-jalan ke wilayah kaki gunung Salak sebelah barat, tepatnya diwilayah Kecamatan Cibungbulang dan Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Meski wilayah ini termasuk dekat dengan rumah kami, tapi terus terang kami sangat jarang ke wilayah ini. Pada saat ini pula saya sadar bahwa, di wilayah ini mulai tumbuh aktifitas yang 'harus' melibatkan orang-orang kota besar, seperti Jakarta. Ya...di wilayah ini mulai berkembang tempat peristirahatan, villa dan lahan2 yang dimiliki bukan lagi orang lokal, tapi sudah dimiliki orang luar. Dan saat ini arus orang luar yang masuk wilayah ini semakin padat pada saat akhir pekan, ini disinyalir sebagai alternatif lokasi setelah puncak selalu macet. Sudah ada lokasi wisata namanya Gunung Salak Endah (GSE), dan juga kebetulan memang di sekitar wilayah ini banyak terdapat obyek wisata alam, seperti Curug Cihurang, Curug Ngumpet, Curug Seribu, dan Curug Cigamea, curug nangka, desa wisata situ udik, gunung bunder dsb. Konsekwensi dari itu semua adalah bahwa ancaman terhadap lingkungan lereng gunung Salak ini semakin nyata.
Saya terus terang jadi agak miris akan masa depan wilayah ini. Jangan-jangan nanti seperti wilayah puncah yang amburadul seperti sekarang ini dan dituduh menjadi biang masalah lingkungan di bawahnya, Bogor-Jakarta. Kalo ini terjadi sungguh ancaman bahaya mengancam. Tapi kekhawatiran saya agak terobati ketika bertemu dengan orang lokal bernama Bapak Cecep Yosep, atau dikenal dengan panggilan Cecep Gondrong, yang ternyata memiliki visi ekologis yang sangat maju. Beliau saat ini menjadi sekretaris Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Bogor sekaligus penggerak KTNA Kab. Bogor. Beliau berteriak tetapi sekaligus bertindak, beliau mengajak sekaligus mecetak kader-kader muda yang sadar akan pelestarian lahan untuk kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Dengan memiliki lahan yang tidak (sangat) luas, dia memberikan contoh tanah leluhurnya dijadikan hutan desa untuk memberi contoh bahwa dengan mempertahanakan hutan desa, sumber air akan tersedia. ya semoga semakin banyak orang-orang seperti Pak Cecep, sehingga ancaman seperti di jalur puncak tidak terjadi.
Ya meski indah, kawasan kaki gunung salak harus dikelola dengan baik, agar tidak menjadi puncak kedua. Semoga

kategori :

0 komentar:

Posting Komentar