Membangun Rasa Percaya Diri Anak

25.2.09 / oleh AUFA FAMILY /

Kita kadang jengkel, kalau anak kita suka ngglendot saja, ketika ada tamu di rumah atau ketika bertemu banyak orang di luar rumah. Kita menganggap anak ini bermasalah dalam hal sosialisasi. Janganlah terburu-buru meng-judgment. Hal ini banyak dialami anak-anak di usia balita. Bisa jadi, itu juga akibat kesalahan kita yang tidak kita sadari. Tips berikut ini akan dapat membantu mengatasi kasus seperti di atas.
Seorang anak yang memiliki kepercayaan diri akan mampu bersikap realistis, dan optimistik memandang segala tantangan dalam kehidupannya. Sebaliknya, anak yang tidak percaya dengan kemampuan dirinya cenderung sulit berpikir maju, karena selalu berpikir buruk.
Sebaiknya, Anda memulai membangun kepercayaan diri anak sedini mungkin.
1. Biarkan melakukan sendiri
Rasa percaya diri bisa dibangun lewat pola asuh. Saat memasuki usia balita, mulailah memberikan kebebasan pada si kecil untuk melakukan sesuatu sendiri. Sehingga ia pun secara tak langsung akan mulai menghargai diri sendiri berkat kemampuannya tersebut.
Saat jari-jarinya sudah bisa memegang sendok dengan benar, misalnya, biarkan dia mencoba makan tanpa disuapi. Pada awalnya mungkin berantakan, tapi lama kelamaan ia akan bisa belajar dan melakukannya dengan baik.
2. Bersosialisasi
Selain itu, biasakan si kecil berinteraksi dengan orang lain. Ajaklah anak Anda bergaul dengan tetangga atau kawan-kawan Anda. Semakin pandai ia membaur di suatu lingkungan, semakin tinggi rasa percaya dirinya.
3. Perhatikan ucapan Anda
Anak-anak sangat sensitif dengan ucapan orangtuanya, sehingga Anda harus berhati-hati. Jangan sampai ucapan Anda menjatuhkannya. Bila ia mengalami kegagalan, hiburlah dengan mengatakan "lain kali kalau kamu berusaha lebih keras lagi, pasti berhasil". Hiburlah ia dengan menghargai usahanya, tanpa memberi harapan yang terlalu jauh.
4. Jadilah panutan yang baik
Orangtua adalah cermin anak. Bila Anda bersikap pesimistis dan tidak yakin dengan kemampuan diri, maka si kecil pun akan melakukan hal yang sama. Karena itu tingkatkan terus percaya diri Anda, agar bisa menjadi contoh bagi si kecil.
5. Pahami mereka
Bantulah si kecil untuk membentuk rasa percaya diri yang lebih akurat dan realistis, sehingga ia memiliki konsep diri yang lebih sehat. Sebab bila dibiarkan, persepsi diri yang tak akurat akan membekas hingga ia beranjak dewasa.
Misalnya saat si kecil mendapatkan nilai jelek di pelajaran matematika dan mengatakan, "aku tidak bisa matematika, aku bodoh". Kegagalan itu, bila tidak segera diberi dukungan, akan mengikis kepercayaan dirinya.
6. Bersikaplah spontan dan mesra
Suntikkan rasa cinta pada si kecil sehingga ia mampu membangun citra dirinya secara positif, jangan ragu pula memberinya pelukan. Katakan bahwa Anda bangga dengan usaha yang ia lakukan, katakanlah dengan tulus karena ia tahu mana perkataan Anda yang jujur dan mana yang tidak.
7. Ciptakan lingkungan pengasuhan yang nyaman
Seorang anak yang merasa tidak aman atau mengalami kekerasan dalam rumah, akan menderita dan membuatnya tidak menghargai diri sendiri. Anak yang sering melihat orangtuanya bertengkar akan mengalami depresi dan menarik diri.
Tak hanya lingkungan rumah, Anda juga harus memastikan lingkungan pergaulannya di sekolah dan tempat bermainnya aman.
Perhatikanlah apakah ada tanda-tanda kekerasan yang dialami si kecil dari orang lain, atau masalah di sekolahnya. Apakah berkelahi dengan teman sebaya dan faktor potensial lain yang mengganggu rasa percaya dirinya. Anda harus sensitif dengan tanda-tanda seperti ini.
8. Berikan kegiatan yang membangun rasa percaya diri
Ikutsertakan si kecil ke berbagai kegiatan yang membangun kebersamaan, jangan melulu kompetisi. Ini akan membantunya membangun rasa percaya diri dan menghargai dirinya. Ikut sertakan kegiatan di mana anak yang lebih besar membantu yang lebih kecil, misalnya membaca buku, menalikan sepatu, memasang kancing dan lain-lain.
sumber : suaramerdeka online

kategori :

0 komentar:

Posting Komentar