Kenapa mesti selebrasi untuk ultah?

13.3.09 / oleh AUFA FAMILY /

Tanggal 8.3 minggu lalu adalah hari ultah anak petama kami, Addin yang ke-6, sudah melewati masa bayi ya...rasanya baru kemarin saya menggendongnya waktu acara potong rambut aqiqah syukuran pemberian namanya. Soal ultah anak, sejak awal kami memiliki konsep ultah untuk anak yang agak ketat dan berbeda dengan umumnya yang diadakan selebrasi setiap ultah. Kami sudah memberi pengertian, kepada kedua anak kami, bahwa perayaan (selebrasi) dalam arti mengundang pihak lain untuk menyaksikan acara tiup lilin dan pemotongan kue ultah hanya dilaksanakan sekali, terserah kapan, dan kebetulan dua-duanya sudah habis jatahnya, karena (kebetulan juga) dilaksanakan sama-sama saat usiannya 4 tahun.
Dan sekarang karena sudah jatahnya habis, yang ada bukan selebrasi, tapi justru renungan dan pesan-pesan 'perjuangan' untuk si anak. Tapi soal ini, kami punya catatan khusus. Mungkin karena sudah sejak awal ditekankan tentang ultah yang seperti di atas, saat kami 'mengetes' menawari anak kami untuk merayakan, dengan sigap dia menolak "Gak usah lah", "terus maunya gimana?" kami bertanya...seperti biasa aja "tiup lilin aja, lalu berdoa". Dalam hati aku dan istri bersykur, tapi mata kami harus berkaca-kaca, haru mendengarnya,
Ya..nilai ini kami tanamkan, dengan beberapa alasan : pertama, agar hakikat ultah menjadi tertanam dalam diri anak, yaitu bukan menjadi ajang selebrasi berlebihan atau bahkan hura-hura, tetapi berkurangnya umur dan bertambahnya usia, sehingga selain rasa syukur diberi umur sampai saat ini, juga ada konsekwensi dengan bertambahnya usia, misalnya umur 4, harus mulai mengaji, umur 5 mulai menghafal doa dan bacaan sholat serta sudah ikut ayahnya sholat, umur 6 sudah mulai bisa sholat mandiri, jika waktu sholat sudahmasuk. Kedua, karena kami tidak memiliki dana lebih untuk sebuah perayaan besar, kami hanya membuat syukuran kecil dengan membagi makanan dan jajanan kepada tetangga, dan si anak yang ultah diajari mengantarnya untuk melatih kepekaan sharing, sambil memohon didoakan.
Mungkin bagi orang lain saat ini (apalagi yang mampu) akan berkata..."kasihan ya anaknya pak...(ya sayalah...siapa lahi..hi..hi)" kok ultah tidak dirayakan, biarin......! toh anakku tidak protes...
Justru aku yang bertanya....apa sih arti perayaan ultah buat anak, yang saya lihat justru itu menjadi ajang unjuk gigi si orang tua kepada kolega dan orang tua lain. Bagi kami selebrasi bermakna prestatif, sedangkan ultah adalah urutan hidup yang sangat "ordinary", setiap orang juga pasti akan mendapatkanya, tanpa perlu bersusah payah.
Tapi saya yakin...anak saya tidak menyesal atas ajaran orang tuanya nanti...semoga cara ultah kami menjadi hikmah dan marwah anak-anaku. Amin

kategori :

0 komentar:

Posting Komentar