Membangun Rasa Percaya Diri Anak

25.2.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)

Kita kadang jengkel, kalau anak kita suka ngglendot saja, ketika ada tamu di rumah atau ketika bertemu banyak orang di luar rumah. Kita menganggap anak ini bermasalah dalam hal sosialisasi. Janganlah terburu-buru meng-judgment. Hal ini banyak dialami anak-anak di usia balita. Bisa jadi, itu juga akibat kesalahan kita yang tidak kita sadari. Tips berikut ini akan dapat membantu mengatasi kasus seperti di atas.
Seorang anak yang memiliki kepercayaan diri akan mampu bersikap realistis, dan optimistik memandang segala tantangan dalam kehidupannya. Sebaliknya, anak yang tidak percaya dengan kemampuan dirinya cenderung sulit berpikir maju, karena selalu berpikir buruk.
Sebaiknya, Anda memulai membangun kepercayaan diri anak sedini mungkin.
1. Biarkan melakukan sendiri
Rasa percaya diri bisa dibangun lewat pola asuh. Saat memasuki usia balita, mulailah memberikan kebebasan pada si kecil untuk melakukan sesuatu sendiri. Sehingga ia pun secara tak langsung akan mulai menghargai diri sendiri berkat kemampuannya tersebut.
Saat jari-jarinya sudah bisa memegang sendok dengan benar, misalnya, biarkan dia mencoba makan tanpa disuapi. Pada awalnya mungkin berantakan, tapi lama kelamaan ia akan bisa belajar dan melakukannya dengan baik.
2. Bersosialisasi
Selain itu, biasakan si kecil berinteraksi dengan orang lain. Ajaklah anak Anda bergaul dengan tetangga atau kawan-kawan Anda. Semakin pandai ia membaur di suatu lingkungan, semakin tinggi rasa percaya dirinya.
3. Perhatikan ucapan Anda
Anak-anak sangat sensitif dengan ucapan orangtuanya, sehingga Anda harus berhati-hati. Jangan sampai ucapan Anda menjatuhkannya. Bila ia mengalami kegagalan, hiburlah dengan mengatakan "lain kali kalau kamu berusaha lebih keras lagi, pasti berhasil". Hiburlah ia dengan menghargai usahanya, tanpa memberi harapan yang terlalu jauh.
4. Jadilah panutan yang baik
Orangtua adalah cermin anak. Bila Anda bersikap pesimistis dan tidak yakin dengan kemampuan diri, maka si kecil pun akan melakukan hal yang sama. Karena itu tingkatkan terus percaya diri Anda, agar bisa menjadi contoh bagi si kecil.
5. Pahami mereka
Bantulah si kecil untuk membentuk rasa percaya diri yang lebih akurat dan realistis, sehingga ia memiliki konsep diri yang lebih sehat. Sebab bila dibiarkan, persepsi diri yang tak akurat akan membekas hingga ia beranjak dewasa.
Misalnya saat si kecil mendapatkan nilai jelek di pelajaran matematika dan mengatakan, "aku tidak bisa matematika, aku bodoh". Kegagalan itu, bila tidak segera diberi dukungan, akan mengikis kepercayaan dirinya.
6. Bersikaplah spontan dan mesra
Suntikkan rasa cinta pada si kecil sehingga ia mampu membangun citra dirinya secara positif, jangan ragu pula memberinya pelukan. Katakan bahwa Anda bangga dengan usaha yang ia lakukan, katakanlah dengan tulus karena ia tahu mana perkataan Anda yang jujur dan mana yang tidak.
7. Ciptakan lingkungan pengasuhan yang nyaman
Seorang anak yang merasa tidak aman atau mengalami kekerasan dalam rumah, akan menderita dan membuatnya tidak menghargai diri sendiri. Anak yang sering melihat orangtuanya bertengkar akan mengalami depresi dan menarik diri.
Tak hanya lingkungan rumah, Anda juga harus memastikan lingkungan pergaulannya di sekolah dan tempat bermainnya aman.
Perhatikanlah apakah ada tanda-tanda kekerasan yang dialami si kecil dari orang lain, atau masalah di sekolahnya. Apakah berkelahi dengan teman sebaya dan faktor potensial lain yang mengganggu rasa percaya dirinya. Anda harus sensitif dengan tanda-tanda seperti ini.
8. Berikan kegiatan yang membangun rasa percaya diri
Ikutsertakan si kecil ke berbagai kegiatan yang membangun kebersamaan, jangan melulu kompetisi. Ini akan membantunya membangun rasa percaya diri dan menghargai dirinya. Ikut sertakan kegiatan di mana anak yang lebih besar membantu yang lebih kecil, misalnya membaca buku, menalikan sepatu, memasang kancing dan lain-lain.
sumber : suaramerdeka online

kategori :

Perlawanan kecil terhadap Global Warming

25.2.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (1)

Apa jadinya nasib umat manusia, bila perubahan iklim global terus semakin menunjukkan dirinya dan membuat dunia semakin terancam? Di belahan bumi manapun kita menghadapi cuaca yang ekstrem, suhu yang meningkat di kutub sehingga es mencair, hujan yang tidak sesuai lagi dengan kalender musim, sehingga banjir terjadi dimana-mana, dan pada saat yang sama, suhu udara meningkat ekstrim di Australia sehingga kebakaran hebat terjadi, serta badai tropis yang semakin sering terjadi. Ini adalah beberapa gejala riil dari fenomena terjadinya perubahan iklim. Fenomena ini juga terjadi di wilayah tropis, ini mengindikasikan bahwa perubahan iklim juga sedang terjadi di Indonesia yang terletak persis di katulistiwa (garis equator).

Para ahli dan peneliti telah menemukan bukti, bahwa pemanasan global telah mencairkan es di Antartika (kutub selatan) lebih cepat dari perkiraan semula. Diperkirakan lebih dari 13.000 kilometer persegi laut es di Semenanjung Antartika telah hilang dalam waktu 50 tahun terakhir ini. Jika ini berlangsung terus, maka dunia terancam dilanda banjir, yang bisa menggelamkan daratan-daratan rendah dan luas daratan akan semakin mengecil. Indonesia yang memiliki begitu banyak pulau-pulau kecil dan sebgaian besar wilayahnya adalah daratan yang langsung berbatasan denga laut adalah yang paling kritis, kita terancam akan kehilangan pulau-pulau kecil yg indah dan cantik. Padahal pulau-pulau kita yang meskipun sebagian besar ukurannya kecil, tapi jumlahnya luar biasa, 17.506 buah. Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP) Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) memperkirakan jika kondisi iklim global masih seperti saat ini maka pada 2030 sebanyak 2.000 dari sekitar 17.506 pulau saat ini akan tenggelam. Berapa nilainya ekonomi yang akan hilang? Jangan ditanya….tanya kepada ahli ekonomi sumberdaya…

Kerusakannya bukan saja karena tenggelam nya pulau,tapi juga karena suhu naik, dan air laut suhunya meningkat maka dapat ekosistem laut dan pesisir dapat rusak, diantaranya menyebabkan coral bleaching yaitu, terumbu karang yang memutih danmati akibat tidak tahan terhadap kenaikan suhu air laut.
Perubahan iklim juga telah membuat susah orangyang sudah susah. Lihatlah di Jakarta, dua tahun belakangan ini, kita (terutama yang tinggal di pesisir Jakarta bagian utara) selalu menghadapi fenomen banjir rob yang lebih intensif dari biasanya, malah menurut saya sudah berubah dari fenomena alamiah menjadi bencana. Fenomena air pasang akibat gaya tarik bulan ini sebenarnya fenomena alamiah, tapi kalo ketinggian air dan disertai gelombang tentu ini sebuah bencana , dan apesnya ini terjadi setiap bulan bukan…Pun demikian yang dihadapi masyarakat dipulau-pulau kecil, karena ketinggian air yang diatas normal, rumah-rumah mereka yang rendah terendam air laut, padahal, berbeda dengan di daratan, di pulau kecil, sulit untuk melakukan tindakan emergency (mitigasi) untuk menyelematkan diri bila terjadi bencana.

Menurut para ahli, faktor utama penyebab perubahan iklim (climate change) dan pemanasan global (global warming) adalah semakin meningkatnya volume GRK (Gas Rumah Kaca) di Atmosfir. Salah satu GRK yg tak terkendali adalah CO2, yg dominan dilepaskan dari sektor energi melalui pembakaran energi fosil (BBM) melalui kenderaan (mobil, kapal, pesawat, spd motor, genset, termasuk kapal nelayan..serta pembangkit listrik) dan segala aktivitas yg menggunakan BBM.

Untuk mengurangi dampak perubahan iklim ini, sangat banyak pendonor baik perorangan atau badan dunia yang menyediakan dana untuk mencegah terjadinya ancama ini. Misalnya Sir Richard Branson dan Al Gore menyediakan dana hadiah 250 juta USD (Ratusan Miliar rupiah) bagi siapa saja yang menemukan alat alat perangkap CO2 minimal 1 ton CO2 per tahun. Dan yang menjadi mekanisme multilateral dari hasil KTT Bumi di Bali adalah pendanaan pengurangan gas emisi dengan cara menghentikan penebangan hutan dan degradasi lingkungan dengan sekema REDD (REDUCTION EMISSION FROM DEFORESTATION AND FOREST DEGRADATION).

REDD adalah suatu proposal yang menawarkan kewajiban membayar bagi negara-negara utara (maju) kepada negara-negara selatan (berkembang dan tertinggal) guna mengurangi penggundulan hutannya, dibawah sistem global perdagangan karbon, menjual karbon yang tersimpan dihutan mereka kepada negara-negara utara sehingga industri-industri di utara dapat melakukan pencemaran seperti biasa. Skema REDD ini sangat menyilaukan mata, karena dijanjikan kompensasi dana hingga US$3,75 miliar (Rp33,75 triliun) pertahun dari negara-negara maju dan diharapkan mampu menyelesaikan masalah kerusakan hutan.
Bagaimana dengan ekosistem laut? Banyak pihak yang tidak menyadari bahwa ekosistem laut (terumbu karang dan lamun) memiliki kemampuan yang sangat besar menyerap gas buangan (terutama CO2) sehinga mereduksi zat-zat yang menyebabkan efek rumahkaca tersebut. Kemampuan menyerap gas karbon di udara mencapai 246 juta ton per tahun. Makanya sekarang sedang digalakan rehabilitasi terumbu karang dengan berbagai cara diantaranya, tranplantasi terumbu karang. Tapi soal merehabilitasi terumbu karang ini ternyata bukan hanya merehabilitasi terumbu karangnya, tetapi juga sumber-sumber penyebab kerusakan terumbu karangnya, misalnya sampah yang masuk ke laut dsb. Di tempat say beraktifitas, kebetulan program ini sedang kami lakukan di Kepulauan Seribu (kunjungi infonya di www.pksplipb.or.id)
Apa yg harus kita lakukan? Banyak sudah slogan yang dapat kita baca, di stiker, spanduk, baliho, banner, iklan dsb: ”Stop Global Warming”, ”Stop Illegal Logging” , “Tanam POHON sebanyak-banyaknya”, “Kurangi penggunaan energi Fossil”, tapi apakah selesai dengan slogan? Tentu TIDAK. Kalo saya boleh saran, jangan suarakan slogan-slogan tadi kepada orang lain kalau kita belum melakukan hal-hal yang mengarah kesana, jangan anggap ini harus pekerjaan besar dan sulit!!! Tidak mulai dari hal yang paling sederhana dan paling deket dengan kita.
Simak dan cobalah, saya jamin bukan pekerjaan sulit , tapi musuh kita adalah kita malas :
1. kalo di rumah, buatlah minimal 2 jenis tempat sampah, tidak harus dari tong yang mahal kok bias apa saja yang penting menampung, bisa juga dari kardus bekas. Lalu sampah yang ada, pisahkan tempat buangnya : yang berbahan basah dan organis (daun, sisa sayur, makanan) masukan ke tong khusus organis, dan anorganik (kertas, plastik dan kaca) kumpulkan di tempat satu lainnya, jika anda mau lagi, yang jenis organik jadikan kompos, tapi jika tidakpun, anda telah membantu tukang sampah dan pemulung memilahnya…membantu mempersingkat kerja pemulung.
2. Kalau kita di jalan dan membawa plastik, kertas, atau apapun dan tidak lagi kita gunakan, jangan buang tapi masukan ke kantong atau tas, sesampai di tempat masukan ke tempat sampah yang terpilah. (Organik =basah), anorganik = kering atau jika ada, yang ini dipisahkan lagi kertas dan kaca dan plastic)…tindakan ini akan member pengaruh besar kepada pembersih jalan karena akan mengurangi beban volume memungut sampahnya, dan kalo di laut, akan mengindari matinya terumbu karang dan ikan-ikan.
3. Waktu mandi cobalah airnya ditampung, dan sisanya gunakan untuk menyiram tanaman, tindakan ini akan mengurangi penggunaan air bersih untuk yg tidakperlu, dan bagi pengolah air limbah, juga mengurangi volume yang harus diolah..hemat bahan bakar.
4. Coba tambahkan sendiri tindakan kecil yang besar pengaruhnya terhadap pemanasan global.
Mohon maaf, saya sendiri belum bisa melakukan semua tindakan kecil di atas, tapi paling tidak sudah mulai beberapa, salah satunya adalah membagi 2 penampungan sampah, di rumah kami semua air dikembalikan menjadi air tanah, karena kami memiliki 2 sumur resapan, dan juga sisa makanan (bahan organik) dimasukan ke dalam lubang biopori. Karena itu kami hanya bisa mengajak... mulailah sekarang dari hal-hal yang paling kecil yang bisa kita lakukan.
Wallah A’lam bi Ashawab

kategori :

Gardening... membuat home sweet home

21.2.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)

Meski saya sarjana pertanian, dan juga istri, tetapi terus terang, in practice, saya tidak memiliki kecakapan cukup untuk yang namanya mengurus tanaman. Apalagi sekarang bekerja bukan di soal tanam-menanam. tapi jujur... saya suka dengan menanam dan merawatnya. Dengan melihat tanaman hati jadi segar, pikiran seperti di refresh menjadi jernih dan tentu saja sehat, sehingga kehangatan keluarga akan terpancar.... begitu kira-kira.

Hari-hari, biasanya di akhir pekan, kalo tidak bertugas ke luar kota, saya dan anak-anak biasanya suka megutak-atik tanaman, pot-pot di pindahkan, diganti atau ditambah tanaman baru. Bila keluar kota biasanya saya membawa tanaman yang menurut saya, menarik. Jadilah hasilnya---meski tanpa ilmu lansekap--- saya membuat taman kecil di rumah, dengan menaruh pot-pot tanaman; di halaman depan, di ruang tamu, di pinggir kolam ikan di bagian ruang makan (yang kadang gemericik air dari pompanya dihidupkan, sehingga ada musik alam), di bagian belakang rumah yang bawah tandon air, ya meski bukan tanaman mahal, tapi memberi kesan hijau. Kebetulan halaman rumah cukup untuk menaruh beberapa tanaman kecil dan sedang, di ruang makan ada kolam ikan kecil, yang disekitarnya ditaruh pot-pot kecil, dan di belakang,karena kesannya kotor, karena ada tandon air dan sumur, kami taruh tanaman2 biar tidak terkesan 'kusruh'....ya namanya juga sarjana pertanian, masak gak senang tanaman..he..he

kategori :

Latah Pemekaran Wilayah

21.2.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (1)

Saat ini di kampung nenek moyang saya, Cilacap-Jateng, sedang hangat didiskusikan wacana pemekaran wilayah kabupaten baru ; cilacap induk (bagian timur) dan cilacap barat. Tentu saja yang mendorong adalah para tokoh yang berasal dari wilayah cilacap barat.
Alasan utama tuntutan adalah jauhnya rentang kendali pemerintahan dan tidak seimbangnya laju pembangunan. Alasan pertama, memang fakta. Di Pulau Jawa, masih ditemui, untuk mencapai kecamatan terjauh dari ibukota kabupaten dibutuhkan waktu perjalanan 4 jam, sehingga orang-orang dari wilayah barat ini, merasa sangat jauh jika mengurus sesuatu, ini Nmemang lazim ditemui di wilayah luar jawa, papua dan kalimantan misalnya. Namun alasan yang kedua, tidaklah logis. Bahwa wilayah barat mengalami ketimpangan pembangunan..betul, tapi wilayah timurpun sebenarnya mengalami problem yang sama, timpang pembagian kue pembangunan. Disini jelas bahwa alasan kedua, dihadapi oleh pihak manapun yang tidak berada di kota (wilayah pheriferi-pinggiran). Belum lagi jika dilihat, kekuatan ekonomi wilayah yang akan dimekarkan (Cilacap barat), masih belum bisa diandalkan sebagai sumber kesejahteraan masyarakatnya, karena sangat tergantung dari pusat industrinya, cilacap kota.
Dus, jangan hanya karena kita merasa jauh dari 'pusat' pengendalian terus kita merasa sah dan wajib membuat 'pusat' baru.
Kecenderungan pemekaran yang terjadi di Indonesia saya kira malah menuju arah sebaliknya, menciptakan inefisiensi dan pemiskinan masyarakat. Dan kalo kita melihat tren dunia, melawan kecenderunga wilayah adalah menantang arus fenomena penyatuan entitas global. Ketika dunia berusaha keras untuk membuang sekat-sekat dan mendorong penyatuan-penyatuan wilayah, kitarnnmenuju arah yang sebaliknya, ya...meskipun sebenarnya yang dianggap ada masih dalam tahapan penyatuan entitas ekonomi, seperti pasar bersama masyarakat ASEAN, masyarakat ekonomi eropa dsb, tapi sedikit demi sedikit ke arah penyatuan menuju ke arah penyatuan politik, uni eropa misalnya.

Dan lagi (menurut berbagai sumber yang saya ikuti), berdasar kajian akademis, selama pemekaran wilayah di Indonesia, tidak (atau tepatnya belum) ditemukan daerah pemekaran yang dianggap 'sukses' mendekati tujuan, sebagaimana dicita-citakan. Belum lagi, justru pihak penerima manfaat terbesar dari suatu pemekaran wilayah hanyalah elit-elit politik yang haus kekuasaan dan kekayaan. Jadi sebenarnya hanya menciptakan raja-raja (kecil) baru yang haus kekuasaan dan kekayaan. Kasus pemekaran wilayah Provinsi Tapanuli menjadi film hangat yang sangat gamblang di depan mata kita.

Sebagai gambaran lebih lengkap bagaimana pandangan para pakar, saya kutipkan wawancara dari pakar ekonomi regional UI, Bambang P.S. Brodjonegoro, PhD. tentang pemekaran wilayah, yang saya kutip dari Majalah Tempo Edisi 16-22 Februari 2009.

Benarkah pemekaran wilayah menguntungkan masyarakat?

Dilihat dari konsepnya, peran pemerintah daerah adalah memberikan pelayanan masyarakat, karena dia merupakan unit yang terdekat dengan masyarakat. Kelemahan sentralisasi di masa lalu ialah sering kali yang melayani tidak mengerti kebutuhan yang dilayani.

Apa yang membuat pemekaran wilayah begitu subur setelah era reformasi?

Masyarakat di daerah melihat peluang. Seingat saya, daerah yang mendaftar untuk dimekarkan semuanya lolos. Jadi, orang melihat prosesnya gampang. Alasan pelayanan masyarakat yang kurang bagus hanya menjadi tameng. Alasan yang esensial macam-macam. Ada kepentingan pribadi, kelompok, etnis, agama, dan sebagainya.

Kepentingan seperti itu jugakah yang muncul dalam tuntutan pembentukan Provinsi Tapanuli?

Bila melihat sejarah Sumatera Utara, dari zaman Pak Harto sampai sekarang, mayoritas gubernurnya bukan Batak yang beragama Kristen. Kebanyakan Melayu atau Batak muslim. Nah, orang-orang Batak Kristen merasa disingkirkan. Dalam konteks pembangunan wilayah, kita lihat di Sumatera Utara yang berkembang hanya daerah pantai timur. Wilayah pantai barat tertinggal.

Sepertinya Dewan Perwakilan Rakyat ikut mendorong pemekaran wilayah dengan hak inisiatifnya.…

Ya. Ketika pemerintah mulai mengendalikan, menyetop, membuat moratorium dan segala macam, yang tidak diantisipasi adalah hak inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat. Kalau kita lihat, produk legislatif DPR menyangkut otonomi tinggal copy paste, ganti nama daerah, ganti garis lintang bujurnya, dapat undang-undang baru.

Pemerintah tak berdaya mencegah?

Pemerintah kadang berpikir, kalau mereka tidak setuju, nanti DPR akan membalas. Karena itu pemerintah tidak mau repot, tidak mau menghalangi DPR. Makanya pengusul pemekaran daerah mati-matian melobi DPR. Bila lewat pemerintah, jalannya cukup panjang. Ada kemungkinan tidak lolos di tingkat Departemen Dalam Negeri atau Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah. Tapi, kalau lewat DPR, pasti lolos karena langsung masuk RUU, dan pemerintah dalam posisi tidak gampang untuk mengatakan tidak.

Alih-alih pelayanan masyarakat membaik, di beberapa daerah hasil pemekaran justru korupsi makin berbiak.…

Korupsi itu tanda kualitas pelayanan publik buruk. Data pertumbuhan ekonomi daerah hasil pemekaran dengan data di kementerian daerah tertinggal menunjukkan cukup banyak daerah baru langsung masuk kategori daerah tertinggal. Mungkin kita ingat kelaparan di Yahukimo, Papua. Yahukimo adalah hasil pemekaran daerah. Jadi, ketika pemekaran dilakukan, malah muncul kelaparan. Ini berarti layanan publiknya tidak jalan.

Aparatnya belum siap?

Mereka belum siap, dan anggaran terbatas. Dana alokasi umum kan dibagikan ke semua kabupaten? Ketika ada pemekaran, dana itu diambilkan dari daerah induk, berkurang masuk ke daerah pemekaran. Karena banyak daerah baru, uang yang diterima per daerah makin kecil. Padahal, daerah punya ongkos tetap yang tidak bisa diapa-apakan. Misalnya, gaji pegawai yang terus bertambah, membangun sarana dan sistem pemerintahan. Uang yang tersisa untuk layanan publik pun makin kecil. Wajar kalau kualitas layanan menurun karena uang operasional tak banyak lagi.

Jadi, apa rekomendasi Anda tentang pemekaran wilayah?

Pemekaran wilayah harus dihentikan. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 menyatakan, suatu daerah bisa dimekarkan atau digabungkan. Tapi, sampai hari ini penggabungan nol. Siapa mau dari bupati balik lagi jadi camat? Kuncinya, harus ada insentif dan penalti. Insentif diberikan bila suatu daerah mau bergabung. Itu dilakukan di Jepang, sehingga jumlah pemerintah daerah di Jepang menyusut. Yang didorong bergabung adalah daerah perkotaan, sehingga menjadi metropolitan tersendiri. Mereka diberi dana khusus sehingga dapat berfungsi menjadi satu unit pemerintahan. Kalau kita kan malah nambah terus, sampai lima ratus kabupaten dan kota. Cara kedua, adakan evaluasi yang ketat. Setelah beberapa tahun, lima tahun misalnya, kalau pemerintah daerah tidak mampu melayani kebutuhan dasar masyarakat, dia harus bergabung dengan daerah induknya kembali, atau dengan tetangganya. Nah, evaluasi itu, kalau mau adil, jangan hanya daerah hasil pemekaran, tapi juga daerah lain.

Tidak adakah contoh daerah hasil pemekaran yang sukses?

Mmm.... (berpikir lama), tidak ada. Bila melihat tokoh bupati dan wali kota pilihan Tempo, misalnya, kebanyakan dari daerah induk. Daerah hasil pemekaran biasa-biasa saja, medioker. Saya melihat pemekaran malah lebih merugikan secara ekonomi: pelayanan publik menurun, skala ekonomi mengecil sehingga tidak efisien, dan makin kuatnya primordialisme di daerah-daerah di Indonesia.

Bukankah ada juga gubernur hasil pemekaran daerah yang sukses?

Ya, seperti di Gorontalo. Gubernur yang sukses itu mempunyai visi ekonomi wilayah. Bagaimana mengembangkan ekonomi wilayah, terutama bisnisnya. Kalau gubernurnya cuma politikus yang terpilih lewat hura-hura kampanye, agak sukar mengharapkan dia punya fungsi mensinergikan wilayahnya. Mereka malah menjalankan tugas yang tidak perlu seperti pendidikan dan kesehatan murah, padahal itu wewenang di level bupati dan wali kota.

Apa gubernur tidak boleh mengembangkan pelayanan publik?

Menurut undang-undang, kewenangan otonomi itu ada di tangan bupati dan wali kota. Gubernur ada kekuasaan otonominya, tapi terbatas. Dia lebih berfungsi sebagai wakil pemerintah pusat. Jadi, aneh kalau melihat perebutan jabatan gubernur sekarang. Karena berebut posisi yang sebenarnya bukan sasaran otonomi daerah. Itu juga yang perlu dikoreksi.

Kalau wewenang gubernur terbatas, mengapa posisi itu masih diperebutkan?

Keadaan membuat gubernur seolah-olah hebat. Contohnya, media memuat berita pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Timur secara besar-besaran. Itu kan pemborosan? Lucunya lagi, gubernur melakukan kampanye seperti bupati, menjanjikan pendidikan gratis dan kesehatan murah, padahal itu kan tergantung kabupaten dan kota? Bayangkan, gubernur sudah bilang begitu, dalam prakteknya bupati atau wali kota menolak karena tidak punya uang. Ini bukan era Orde Baru, ada sentralisasi ketika kepala daerah tingkat dua harus nurut kepada kepala daerah tingkat satu.

Jadi, tak perlu ada pemilihan gubernur secara langsung?

Tidak perlu. Sesuai dengan fungsinya, gubernur adalah wakil pemerintah pusat, yang mengkoordinasi daerah otonom. Jadi, DPRD bisa memilih tiga kandidat, biar pusat yang menunjuk. Dengan demikian, pemerintah mendapat orang yang bisa mewakili dia, dan acceptable di daerah.

Gubernur ini yang mengkoordinasi pembangunan ekonomi?

Gubernur menjadi wakil pemerintah pusat yang mengkoordinasi daerah otonomi. Perekonomian daerah bisa berkembang bila wilayahnya luas, economic of scale-nya tercapai. Yahukimo cuma berpenduduk 10 ribu orang, bagaimana bisa berkembang? Daerah yang punya potensi berkembang itu minimal setingkat provinsi. Dalam bayangan saya, gubernur adalah orang yang bisa memikirkan economic integration di antara kabupaten dan kota di wilayahnya.

kategori :

Journey to 'kie raha" country

18.2.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)

Awal bulan, saya menjalani perjalanan tugas ke sebuah kepulauan indah nan cantik,di negeri "KIE RAHA", sebutan untuk wilayah ini, yang berati negeri yang ditopang empat gunung dan empat kerajaan (Islam), yaitu Kepulauan Maluku Utara, tepatnya ke Kabupaten Halmahera Utara. Kabupaten ini adalah salahsatu Kabupaten di Malut, yang sangat terkenal saat terjadi kerusuhan berbau SARA pada tahun 2001, karena di ibukotanya, TOBELO, akibat kerusuhan ini, banyak jatuh korban jiwa baik dari pihak Islam ataupun Kristen, termasuk kota luluh lantak menjadi zero civilization, karena seluruh fasilitas peradaban hancur (saling menghancurkan atas nama agama).

Perjalanan dari Jakarta bisa ditempuh dengan pesawat atau kepal laut. Saya kebetulan menggunakan Batavia Air untuk mengantar saya sampai ke Bandara Sultan Baabulah Ternate, dengan lama perjalanan 3,5 jam non stop. Penerbangan ini saya pilih karena kalau dengan maskapai lain harus melalui Makassar atau Ambon (Merpati) atau transit di Manado (Lion Air), sehingga perlu waktu lebih 5 jam.

Untuk sampai di Pulau Halmahera kita masih harus menyeberang dengan kapal cepat (speedboat) ke Sofifi (ibukota Malut sekarang, masuk wilayah Kota Tidore Kepulauan) atau ke Sidangoli (Halmahera Barat) dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Menurut saya fasilitas angkutan laut di sini jauh lebih memadai di banding angkutan laut di Pulau Jawa, seperti kepulauan Seribu dan Karimunjawa misalnya yang tidak punya armada angkutan laut reguler yang sebagus disini.
Setelah mencapai Pulau Halmahera perjalanan masih harus dilanjutkan dengan taksi (kendaraan umum) yang bisa dicarter, atau bayar per orang. Tetapi ada fenomena 'menarik' di sini, yakni jenis mobil penumpang umumnya adalah jenis-jenis mobil yang kalau di Pulau Jawa adalah mobil untuk di rentalkan, seperti Innova, Avanza bahkan Yaris, bukan bus atau colt. Bahkan, kata Pak Rafik, sopir yang menjemput saya, di Halmahera Timur digunakan mobil doble gardan seperti Ford atau Landrover atau Landcruiser.
Perjalanan darat menuju ke arah Tobelo sungguh nyaman, bukan saja karena mobilnya, tetapi juga pemandangannya sangat cantik; paduan hamparan hutan, padang rumput, kampung-kampung kecil, dengan jalan yang kadang menanjak, turun, tetapi jalannya sungguh mulus. Meski tidak lebar, sopir berani berjalan dengan kecepatan cukup kencang, tetapi karena jumlah kendaraan tidak banyak, jadi aman-aman saja. Apalagi ketika kita berada di ketinggian, ke arah timur, kita dapat melihat birunya laut Teluk Kao.

Memasuki Kabupaten Halut, saya agak dibuat bingung, karena desa-desa yang ada, ternyata secara selang-seling berada di wilayah kecamatan dan kabupaten yang tidak sama meski bertetanggaan. Belakangan saya baru tahu, bahwa memang ada fenomena aneh disini, yaitu beberapa desa menjadi "enclave", atau suatu desa berada di tengah2 wilayah kabupaten lainya, seperti ada desa milik kabupaten Hal-Ut berada di tengah2 kabupaten Hal-Bar, atau sebaliknya. Selusur punya selusur, ternyata memang itu akibat konflik perebutan wilayah desa, akibat pemekaran wilayah kabupaten. Terakhir ada 6 desa di Hal-bar, yang ingin masuk menjadi bagian Hal-Ut, akibatnya ya itulah...bahkan ada warga yang terpaksa ditransmigrasikan, transmigrasi lokal, karena mau masuk salah satu kabupaten lain. Saya tidak tahu pasti mengapa itu bisa terjadi, kabarnya sih.... karena iming-iming mendapat dana bantuan desa dari program CSR sebuah perusahaan tambang.
Saya tidak mau membahas jauh apalagi terlibat konflik itu, karena sangat disayangkan untuk melewatkan keindahan alam ini dan menggantinya dengan fenomena paling primitif manusia itu. Semakin masuk ke bagian Hal-Ut, fenomena keindahan berubah dari keindahan pegunungan menjadi fenomena pesisir yang kental, desa pantai, teluk, laut biru, pantai putih akan silih berganti, namun di kiri, hutan yang lebat dan kesunyian masih sangat terasa. Ya... dibalik kesunyiannya, bumi Halmahera Utara banyak bercerita tentang betapa kaya kandungan alamnya yang luar biasa, hutan, lahan pertanian yang subur, logam mulia, emas dan tambang lain ada di baliknya (Sekarang sebuah perusahaan Australia, mendapat konsesi untuk mengeksplorasi emas di wilayah ini),namun kadang juga menyembunyikan cerita kelamnya (sisa kerusuhan, dimana sisa-sisa rumah atau gereja atau masjid yang terbakar seolah menjerit menyuarakan kepiluan dan penduduk lokal yang masih tertinggal.
Tapi lupakan kepiluan, nikmatilah keindahan saja, anda tak akan melupakan negeri ini, meski terus terang fasilitas untuk para pelancong sungguh minim. Tapi saya akan kembali ke sana lagi..tentu, karena kesibukan tugas, sayangnya, saya tidak sempat jalan-jalan yang sesungguhnya secara tuntas. Saya hanya menikmati keindahan perjalanan dari Sidangoli-Tobelo-Galela, pantai-pantai dan bekas kapal perang Jepang sisa perang dunia II, dan nikmatnya makanan lokal yang khas, mulai pisang goreng yang 'berbeda' sampai ikan goreng yang disajikan di atas restoran terapung di atas danau Galela.

Saya pasti akan ke sana lagi...suatu saat !!! Insya Allah

ayah addin dan non

kategori :

Die Kurzgeschichte der Mutter

18.2.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)

Ibu adalah guru pertama bagi setiap anak.
Bukan slogan, bukan pepatah bukan juga peribahasa. Semua orang tahulah...Lalu siapa guru pertama bagi seorang ibu? Ya pasti ibunya jg (eyang putri, oma, nenek ato mbah putrinya anak2 kita, maksudnya...). Tapi pernah ga berpikir, siapa GURU TERBAIK bagi setiap ibu. Subhanallah...tak lain tak bukan:anak-anak. 8 Maret 2003 adalah hari pertama saya diberi kepercayaan menjadi seorang ibu.Tapi hebatnya, Kemal addin aufarhesya sudah mulai mengajarkan banyak hal pada saya sejak lebih dari 9 bulan sebelumnya. Menyadari 'keajaiban' yang terjadi di dalam tubuh saya (ada sebuah kehidupan baru di perutku! It' amazing, right?!), untuk kemudian benar-benar memahami betapa rumitnya setiap proses penciptaan (VCDnya luar biasa, pak Harun Yahya. suer deh!). Itu pelajaran pertama. Materi-materi selanjutnya diberikan di saat dan dengan cara yang tdk terduga. Ah semua ibu pasti merasakan hal yang sama. pertama kali saya minta maaf pada ibu saya adalah hari2 pertama saya punya Addin. Dan (yg bener2 from the bottom of my heart, bukan cuma ritual sungkeman di hari raya, atau sekedar upaya 'melarikan diri' dari ceramah beliau he..he..)

oleh : dian arsyad

kategori :