Mas Addin dan Bambang Pamungkas

11.4.09 / oleh Arsyad Al Amin / komentar (0)


Beberapa minggu terakhir ini, tiap Sabtu-Minggu berlangsung acara rebutan remote tv di rumah... makin seru aja. Dik Non ngotot nyetel Idola Cilik, Mas addin teriak2 minta ganti channel ke ANTeve, mau nonton LI! Ayahnya maunya nonton acara yang Features.... Aduuh pusing deh. Tapi...eh kok anakku, Addin, tiba2 suka nonton bola? Kalo suka main bola sih pasti, kan dia cowok. Tapi kalo suka nonton sampai segitunya aneh juga, Dia baru TK B lho. Kayaknya harus ditelusuri akar permasalahannya nih...
Aku suka sepakbola dari kecil. Awalnya cuma ikut2an kakak cowokku, tapi akhirnya seneng beneran. Dan ga kayak cewek2 sekarang yang suka bola karena pemainnya yamg keren2, aku suka bola karena memang ngerti dan menikmati sekali permainan dan teknik2 pemainnya. biarpun ga ganteng tapi kalo mainnya oke ya aku suka. Oiya pertama seneng bola pas umur 10 tahun.
Inget banget waktu itu Juni 1986 pas World Cup Mexico. Dan pemain bola pertama yg kukenal adalah...JOE CARIOCA! he..he.. jgn tanya dr klub mana, negara mana, orangnya yang kayak apa...wong dia ini bukan orang kok. Joe Carioca adalah nama tokoh kartun Walt Disney. Jadi ceritanya waktu itu karena lagi demam Piala Dunia, majalah Donal Bebek kasih bonus mini book tentang kisah pemain bola yaa si Carioca itu. Mmh, merasa nama itu mirip dengan seseorang? Yup! Btull! Kurasa nama itu memang sengaja dibuat mirip dengan nama salah seorang pesepakbola Brasil yang lagi top waktu itu, CARECA. Tapi bukan Brasil yang masuk final saat itu kan... Argentina dan Jerman (Barat) yang main. Maradona happening banget saat itu. Selain karena gol spektakulernya (yang nglewatin 5 pemain itu...), ya tentu karena gol 'tangan Tuhan' pas semifinal lawan Inggris. Sedihnya...soalnya ada Gary Lineker di situ. Inget dong Lineker...pemain (kayknya sampai sekarang tetap satu2nya deh) yang ga pernah dapet kartu kuning, apalagi kartu merah dari wasit. Walah..jadi kemana-mana neeh...
Ya pokoknya gitu deh, sejak saat itu sukaaa banget nonton bola. Lokal so pasti aku bela PERSEBAYA, kan arek Suruboyo ye! Klub luar, aku ini Milanisti sejati! Kalo pemain...tak lain tak bukan...MARCO van Basten. Forever and everlah! sayangnya waktu itu kan belum ada tv swasta, jadi kalo pengen nonton bola yang diandalin cuma 2:Arena dan Juara, dan Dari Gelanggang ke Gelanggang. TVRI punya... Ya jangan berharap siaran langsung, paling cuma siaran tunda (2 minggu ke belakang) atau ya harus cukup puas dengan highlight aja (dulu istilahnya 'cuplikan pertandingan'...belum keluar tuh istilah highlight).
Naah awal 90an yang baru deh mulai era tv swasta, jadi lebih banyak kesempatan, lebih banyak pilihan untuk bisa nonton siaran langsung pertandingan bola luar. Liga Italia, Liga Inggris, Champions Cup (Champions League skarang), UEFA Cup, Cup Winners Cup, Piala Eropa, Piala Dunia. Wah senengnya... Biarpun harus begadang, hayo deh. Jaman muda dulu ya senengnya pasang2 poster, ngumpulin foto2 pemain (andalanku BOLA), etc. Pas dah mulai berumur (25 tahun kesini...) dah mulai malu nih, ga enak ma suami masa masang poster Van Basten dan Maldini terus. Ganti deh foto keluarga, foto anak2. Tapi soal nonton bola jalan terus... sambil begadang kasih ASI mas yang baru 2 bulan umurnya, ya sambil nonton Liga Champions di RCTI.
Naah ini nih ternyata akar permasalahan yang tadi aku cari. Bener ya ternyata begitu banyak ikatan emosi yang terbentuk saat seorang ibu menyusui bayinya. Makanya banyak yang bilang termasuk di literature untuk ibu2 baru, jaga betul mood saat kita menyusui. Harus dengan senang hati, ikhlas biarpun harus bolak-balik bangun tengah malam, sebisanya sambil diiringi dzikir, karena si bayi akan merekam itu semua. Dan kalau hati ibu senang, bayi juga ikut senang, hisapannya makin bersemangat...makin melimpahlah produksi ASI kita. Itu teori yang aku pahami. Tapi kalo soal menyusui sambil nonton bola trus anaknya ntar jadi suka bola...wah sama sekali ga ngerti aku. Kebetulan atau apa ya?
Pertama sih Addin cuma suka nonton Liga Indonesia karena jam tayangnya yang memungkinkan dia untuk nonton, sore tau paling malam jam 9 dah beres. lucu banget awal2 nemenin si mas nonton bola karena dia sama sekali ga paham istilah apapun, ga kenal klub satupun, ga kenal pemain bola manapun. Herannya cepat sekali dia nangkap semua 'ilmu' itu dan tanpa butuh waktu lama si mas dah mulai fasih kasih komentar ini itu. tapi Addin belum punya tim jagoan. Tim manapun asal bikin gol duluan ya itu yang akan dia dukung. Tapi kalo pemain favorit, mas punya...: BAMBANG PAMUNGKAS alias BEPE. Wah demen banget nih si mas sama pemain yang satu ini. Katanya,"Pinter bikin gol, Bu!". Oiya yang lucu waktu Mas Addin pertama kali kenal yang namanya 'Highlight'. Heran juga kok tumben ga ada komentar dari dia pas nonton highlight liga senin pagi sekitar 3 minggu y.l. Biasanya cerewet, ini cuma teriak 'whiiy!..Upps! Waah!..Goool!' gitu terus. Di akhir acara aku baru tahu sebabnya. Pas kutanya,"Bagus ya Mas acaranya?', Addin jawab gini:" Wah pertandingan ini paling huebbatt bu! Golnya banyak banget!!'. Aku bengong sejenak lalu...hua..ha..ha..jadi dari tadi Addin ga banyak komen tuh karena terkagum2 to? Iya, ternyata dia pikir highlight itu satu pertandingan! Jelas aja dia heran, kok bisa di satu pertandingan bisa tercipta begitu banyak gol (dia ngamatin ga ya, kalo kostum pemainnya juga ganti2? he..he..).
Sekarang ini addin ga cuma nonton liga Indonesia lho... mas juga nonton Liga Italia, PraKualifikasi World Cup etc. Biasanya jam 2 ato jam 4 pagi dia akan bangunin aku atau ayahnya minta ditemenin nonton. Selesai pertandingan kira-kira Shubuh, kalau lagi ga rewel dia langsung ikut ayahnya sholat, atau kalo enggak ya dia akan tidur lagi sampai nanti jam setengah 7 untuk siap-siap berangkat sekolah. Ngeluh karena ngantuk? Enggak tuh. Nggak pernah sekalipun. addin juga bangga banget kalo liat foto ayahnya lagi ngangkat trophy World Cup. Lho..kok bisa? He..he.. iya, ceritanya pas Piala Dunia 2006 kan ayahnya Addin lagi tugas belajar di Jerman, jadi punya kesempatan untuk nonton (dari Fanfest)beberapa pertandingan. Kebetulan sempat juga bikin beberapa foto dengan teknik montage yang memungkinkan suamiku tercinta itu untuk bergaya dalam kostum timnas Jerman sambil mengangkat si trophy itu tadi. Ya itu yang dikira Addin 'ayah hebat, di Jerman bisa menang tanding bola dan dapat piala!' ha..ha..
Sekarang ini aku punya satu hutang ke Addin: beliin kaos timnas Indonesia bernomor punggung 20 bertuliskan nama Bambang Pamungkas. Belum nemu tuh, kalo pemain luar sih banyak. siapa juga ada. apalagi yang terkenalnya 'kebangetan' macam Beckham, Ronaldinho, Messi, Ballack de el el. Tapi kalo pemain lokal biarpun sekelas Bepe, tetep aja susye...banget dicarinya. Sabar ya mas...

by : dian ween, ibunda aufa

kategori :

Masa Tenang Pemilu....

7.4.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)


Setelah hampir 4 pekan kampanye berlangsung, kini saatnya memasuki hari-hari menunggu hari 'pencontrengan', 9 April 2009. Saat rehat ini umumnya dikenal dengan sebutan 'minggu tenang' (padahal gak sampe seminggu) atau 'masa tenang'. Entah apa maksudnya 'masa tenang' tersebut. Mungkin...masa ketenangan karena tidak ada lagi hingar bingar kampanye, yang berarti diakui bahwa masa kampanye adalah masa dimana ketidaktenangan diberikan porsi...wah aneh, kan orang pengin tenang ya. Atau masa tenang adalah masa dimana para pemilih, diberikan waktu untuk berpikir dengan 'tenang' tanpa gangguan atau subyektifitas kampanye atau imimng-iming parpol yang jual dan obral janji. Bisa jadi salah semua atau dua-duanya benar atau salahsatu benar...ah gak penting.
Tapi bagi kami sekeluarga, saat masa tenang adalah masa ketenangan untuk semua, bukan saja dari keprihatinan kampanye yang selalu melibatkan anak2, kemacetan dan raungan motor pawai menuju atau pulang ke/dari lokasi kampanye, tapi juga ketenangan untuk menentukan pilihan calon legislatif dan senator yang akan kami pilih. Meski kami tidak satu kalipun ikut kampanye--ya kami memang bukan pendukung parpol manapun--, tapi sebagai warga negara yang sadar politik, proses ini adalah saat menentukan untuk menentukan siapa calon yg akan dipilih. Kami terus terang pendukung suara terbanyak sebagai model caleg yg terpilih, sehingga kami fokus pada caleg, bukan partai. Tapi disaat yang sama kami juga sadar bahwa parpol masih memiliki kekuasaan cukup untuk mengotik-atik dan mengintervensi caleg terpilih, maka kamipun tidak begitu saja memilih caleg dimana sang caleg dipasang oleh partai yang tidak kami percayai, entah dari track record kepemimpinan, perjuangan thdp orang kecil atau track record pelanggaran kampanye kemarin.
Terakhir sih, insya Allah kami harus istikharah untuk menentukan pilihan itu, karena ini untuk masa lima tahun je.....
Semoga kami tidak salah pilih, nanti tanggal 9 April. Semoga. Wallahu a'lam bishawab.

kategori :

UU Pengelolaan SDA Tidak Konsisten

4.4.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)


Harian Kompas, 24.3.09 menurunkan berita tentang hasil diskusi dalam Pertemumuan Nasional Pengarusutamaan Lingkungan Hidup dalam Perencanaan Pembangunan Daerah yang diadakan Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup di Jakarta, Senin 23.3). Saat ini sebanyak 12 undang-undang telah diterbitkan terkait dengan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan namun diantara keduabelas itu tidak konsisten dalam substansinya. Kondisi inlah yang membuat lingkungan kita semakin tidak karuan, dan makin memprihatinkan kalau tidak diselaraskan, masa depan pengelolaan lingkungan ke depan akan semakin kacau.

Guru besar Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Maria SW Sumardjono mengemukakan ”Hampir semua UU mengacu pada Pasal 33 UUD, tetapi orientasinya saling berbeda,” kata salah satu pengkaji. Kesimpulan di atas diambil setelah dilakukan kajian dengan melihat tujuh aspek tolok ukur (indikator) yang digunakan tim pengkaji, yakni orientasi, akses memanfaatkan, hubungan negara dengan obyek, pelaksana kewenangan negara, hubungan orang dengan obyek, hak asasi manusia, dan tata pemerintahan yang baik (good governance).

Pada aspek orientasi, ada yang prorakyat, prokapital, dan ada juga yang mengombinasikan keduanya. Ditemukan ada UU yang semangatnya konservasi, ada pula yang eksploitasi, atau keduanya menyatu. Kalau tujuannya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, sesuai pasal 33 UUD 45 seharusnya akses bagi rakyat diutamakan, faktanya, ada beberapa contoh UU yang berpotensi menyimpang dari memakmurkan rakyat, berpotensi meminggirkan hak masyarakat adat, membatasi akses publik, propemodal, dan tidak sepenuhnya menjunjung HAM.
Undang-undang itu antara lain UU Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok Pertambangan, UU No 41/1999 tentang Kehutanan, UU No 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, serta UU No 31/2004 tentang Perikanan.
Dr. Ernan Rustiadi, pengajar Institut Pertanian Bogor (IPB), menyatakan dengan model pengelolaan SDA seperti sekarang yang cenderung bermuara pada swasta, maka kerusakan dan habisnya sumber daya hanya soal waktu.

Ciri khas pengelolaan sumber daya alam (SDA), negara mengambil kekuasaan dari masyarakat adat sebelum diberikan kepada swasta. ”Masing-masing sektor masih memiliki pandangan berbeda tentang istilah dan pemanfaatan SDA,” katanya.

Peran legislatif

Guru besar Hukum UGM Nurhasan Ismail mengatakan, masih ada kesempatan membangun konsistensi pada UU terkait SDA dan lingkungan. Salah satunya peran DPR untuk menyaring atau menyinkronkan visi dan misi UU yang diajukan banyak sektor. ”Bila tak dilakukan, sampai sumber daya alam habis juga tak akan pernah
konsisten. DPR bisa lakukan itu, tidak lagi hanya urusan politiknya saja" . Masing-masing epartemen/kementerian melihat bahwa UU yang diajukan departemen lain merupakan kompetitor dengan pemahaman menang-kalah.Sehingga tidak akan pernah konsisten.
Prof. Maria juga mengatakan, syarat lain pengarusutamaan pengelolaan SDA dan lingkungan yang ideal, selain keberadaan satu lembaga pengoordinasi, adalah adanya satu UU yang menjadi pijakan bersama. Ia menyebut RUU
Pengelolaan SDA yang sejak tahun 2001 belum juga disahkan DPR.

”Nantinya seluruh UU yang ada (harus) menyesuaikan dengan pijakan bersama yang berisi prinsip-prinsip itu,” kata Maria. Tanpa itu, ia menilai pengarusutamaan akan sangat berat diwujudkan.

kategori :

Jejak singkat dan prestasi Rasulullah

4.4.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)

Kembali saya mengingatkan diri saya untuk mengenang jejak prestasi Rasululllah Muhammad. Namun tidak semua jejak itu dituliskan, gak cukup lah...dan tentu tidak sebanding dengan bejibunnya prestasi sang Al Amin ini.

Kita hanya akan mencari ikon-ikon 'tonggak' perjalanan hidup yang membuat beliaud dijadikan model pemimpin umat (bangsa) bukan saja oleh umat Islam, tapi juga non Muslim. Dan ini menunjukkan bahwa beliau memang bukan tokoh sembarang tokoh. Sepanjang hidup Rasulullah SAW yang diberi usia sepanjang 63 tahun oleh Allah SWT, berbagai torehan hidup menjadi teladan ummat manusia hingga kini. 63 tahun sebenaranya skala waktu yang relatif pendek dibanding usia nabi-nabi terdahulu, dan usia beliau sampai wafat tidak jauh berbeda dengan manusia di era sekarang, bahkan usia harapan hidup di berbagai negara sudah melampaui 63 tahun. Mari kita kenang kembali masa-masa Rasulullah, sejak usia anak-anak sampai dewasa dan kita bandingkan dengan era kita sekarang.

Rasulullah saat lahir sudah menjadi anak yatim, ayahnya meninggal semasa beliau dalam kandungan. Ibunda pun meninggal saat beliau belum genap 5 tahun (balita). Beliau diasuh oleh kakek (Abdul Mutholib) kemudian pamannya (Abu Thalib). Untuk membantu penghidupan paman, beliau melakukan kegiatan menjadi penggembala kambing hingga ikut berdagang. Di usia 7 tahun beliau telah ikut kafilah dagang hingga ke negara Syam (Palestina sekarang), dan kegiatan berdagang ini ditekuni hingga waktu yang cukup lama.

Kalau kita lihat anak-anak kita sekarang. Usia 7 tahun sebagian besar mereka masih bermanja-manja kepada orang tua. Sementara Muhammad kecil sudah ikut bersusah-susah dan bekerja menggembala ternak dan berdagang. Sebenarnya ada sebagian anak bangsa kita terutama di kota-kota besar, kita kita temui anak-anak di bawah 10 tahun sudah bekerja menjadi pengamen, pedagang asongan, loper koran dsb, itu adalah suasana yang hampir sama dengan saat itu. Namun, Muhammad sudah berbeda level. Muhammad bukan kelas pedagang asongan atau kaki lima. Muhammad adalah pedagang 'besar' yang levelnya sudah antar negara. Jika bahasa sekarang, orang mungkin menyebutnya sudah orientasi ekspor/impor. Muhammad kanak-kanak melakukan perjalanan keluar negeri untuk bekerja, berdagang, berwirausaha.

Kegiatan Rasulullah sebagai importir/eksportir terus berlanjut hingga di usia remaja beliau mampu menjadi pemimpin kafilah perdagangan (misi perdagangan antar negara), sehingga kalo saat itu sudah ada asosiasi pengusaha maka Muhammad remaja, selain menjadi direktur atau manajer perusahaan dagang, juga menjadi ketua asosiasi pedagang..ya mungkin KADIN. Ya..ethos wirausaha rasulullah dilatih sejak masih anak-anak, sehingga ketika besar sudah sangat matang.

Jika kita lihat saat ini, ethos wirausaha kita termasuk sangat rendah. Hal ini menurut saya banyak dipengaruhi kehidupan saat anak-anak dan remajanya yang sibuk dengan urusan hura-hura, entertainment dan budaya hedon. Jangankan menemukan anak remaja berprestasi sebagai direktur atau manajer perusahaan, yang belajar berusaha saja akan jarang? memang ada beberapa daerah atau etnis yang ethos usahanya telah dibangun sejak kecil, seperti etnis minang dan china, tapi berapa persen utnuk seluruhnya?

Muhammad menikah di usia 25 tahun. Usia ideal untuk pemuda, meski istrinya Khadijah berusia 40 tahun saat itu, dan sudah janda pula. Bagi sebagian orang, mungkin dianggap Muhammad dibeli oleh Khadijah karena sebelumnya memang pemuda Muhammad bekerja pada Khadijah, dan khadijah adalah pemilik usaha dagang terkemuka di Makkah. tapi jangan salah sangka dulu, bahwa saat menikah, Muhammad bukan tanpa modal, lihat saja mas kawinnya...beliau memberikan mas kawin berupa 25 ekor unta betina muda. Nilai sejumlah itu adalah cukup besar. Ada yang menghitung-hitung nilainya...dan jika saja nilai setiap ekor unta berharga Rp. 25 juta, maka mas kawin Muhammad senilai 0,5 milyar. Belum kalau ditrasfer ke dalam nilai guna, dimana onta dalah alat trasportasi utama di jazirah Arabia. Jika unta dinilai sebagai alat transport maka seokor unta senilai sebuah mobil, maka mas kawin Muhammad senilai 25 mobil. Kalau anak muda sekarang?, masih adakah pemuda berusia 25 tahun, mengawini wanita dengan mas kawin 25 kendaraan, ...ada tapi dari asset orang tua. Kalo Muhammad hasil kringat sendiri dan tentu setelah menikahi khadijah, tidak habis jadi masih memiliki properti lain kan?
Selain pedagang Muhammad adalah tercatat sebagai negosiator ulung, atau sekarang mungkin dikenal sebagai diplomat. tanah arab yang dikenal dengan ketandusannya secara sosiologis melahirkan karakter yang keras, sehingga sering terjadi konflik antar suku, antar kafilah dan antar keluarga. Beliau tercatat menjadi berbagai perselisihan, dan dalam catatan sejarah kenabiannya, beliau mampu mendamaikan perselisihan antar suku ketika pemugaran Ka’bah dan penempatan kembali Hajar Aswad. Kalau kita tengok sekarang di Departemen Luar Negeri kita atau panggung politiknya, adakah muda berusia 30-an yang dipercaya dan mampu berprestasi se-cemerlang Muhammad menjadi diplomat atau tokoh politik yang memiliki peran demikiansignifikan?. Mampu mecegah peperangan dan menciptakan perdamaian ke seluruh negeri. Atas prestasi-prestasi ketika berdagang dengan jujur, dan dipercaya enjadi penengah konflik inilah kemudian Muhammad mendapat gelar Al Amin...orang yang dapat dipercaya.

Ya akhirnya sejarah memang mencatat, bahwa Muhammad telah mencatatkan prestasi-prestasi cemerlang dan gemilang..jauh sebelum beliau diangkat sebagai Rasul Allah. Di usia kanak-kanak, beliau merintis karir sebagai pedagang antar negara. Muhammad telah sukses sebagai manajer di usia remaja hingga diplomat. Sudah selayaknya kita sebagai umat bangga akan prestasi yang beliau raih. Prestasi-prestasi yang hanya dapat diraih oleh tokoh jenius dan memiliki keuletan tinggi.
Disarikan dari berbagai sumber, dan telah diposting juga di http://arsyad-ipb.blogspot.com

kategori :

Rahasia Buta Hurufnya Rasulullah

4.4.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)

Meski agak lambat, saya merepson peringatan Maulid (kelahiran) nabi Muhammad, 12 Rabiul Awwal lalu dengan mencoba mengingat nilai-nilai istimewa Muhammad. Muhammad dikatakan sebagai orang yang sempurna, meski dia manusia yang punya kecenderungan berbuat salah, tapi salahnya Muhammad sudah diampuni, sebelum kesalahan itu datang...(?). Satu hal yang bagi saya masih belum paham, kenapa Allah menicptakan Muhammad sebagai pribadi yang buta huruf...ya...Rasulullah adalah seorang buta huruf, Rasulullah tidak dapat membaca, sehingga ketika Al Quran pertama turun ia benar-benar bingung ketika Jibril menyuruh membaca (Iqra) , dan kemudian dalam surat-suratnya Alqur'an adalah wahyu yang menempatkan ilmu sebagai basis seorang muslim, dan itu bisa dilakukan dengan membaca.

Tapi...sebagian besar umat Muslim tidak peduli dengan kondisi itu. Karena kepribadian dan lompatan revolusinya melampaui jauh dari kelemahan ini, bahkan melampaui prestasi seluruh manusia sepanjang zaman.

Soal buta hurufnya rasulullah ini, jelas bukan suatu ketidak sengajaan, atau bahkan kelalaian Allah. pasti ada rahasia besar didalamnya. Namun jika pernyataan itu dicerna lebih dalam, muncul pertanyaan besar atau malah beban besar. Sebagai awam...kita pasti malu jika diketahui pimpinan atau panutan kita..ya katakanlah ayah kita buta huruf, bahkan kadang harus berbohong untuk menutupi kebutahurufan itu. Tapi pakah kita (sebagai muslim) merasa malu dengan rasul kita yang buta huruf ini? Kalo saya pribadi TIDAK MALU. Kenapa? ya itu tadi keteladanan yang dapat ditiru dn lompatan revolusinya yang jauh melampaui dari sekedear tidak bisa baca huruf. Kemampuan membaca (keadaan, masa depan, situasi dll) beliau jauh lebih kuat daripada yang memiliki kemampuan baca, ahli bahasa, pakar, ahli nujum dan siapapundi jamannya. Itulah sosok uswatun hasanah (teladan dalamkebaikan) semua ummat manusia, diidolakan milyaran orang, bukan aja muslim tapi melampaui batas agama dan geografis, ditunggu syafaatnya di Hari Akhir (Yaum addin) . Jadi inilah...mengapa, relatif tidak ada yang menjadikan ini sebagai sebuah kekurangan, termasuk oleh musuh-musuh Islam. Bahkan menurutku, buta huruf ini dapat ditampilkan sebagai mukjizat. Mukjizat yang menunjukkan Muhammad benar-benar Nabi yang diutus Allah SWT. Dalam penalaran awam, tidak mungkin seorang yang buta huruf mampu menghasilkan karya tulis yang sangat indah. Pasti karya itu Sang Maha Pencipta. Dalam pandangan lain, justru kebutahurufan beliau adalah suatu contoh terbaik bagi kita, agarsebagai muslim, sebagai ilmuwan kita jangan terpaku kepada tanda-tanda huruf yang tampah di mata, di buku (tersurat), tapi tanda-tanda (huruf) yang tersirat jauh lebih kompleks, lebih banyak. Dan ini bisa dibaca dengan sangat terang, berkat hidayah Allah oleh Rasulullah. Jadi buta huruf bagi rasulullah bukalah kelemahan dan aib yang harus ditutupi.

Toh kelemahan ini tidak menghambat kinerja beliau sebagai Rasul, pemimpin dan kepala nagara. Dalam historinya, karena beliau tidak mampu baca tulis, beliau mengangkat beberapa orang sahabat sebagai juri tulis, sehingga jejak beliau cukup terdokumentasi dengan sangat baik, termasuk yang sangat istimewa adalah Al Qur'an dan Hadits dan juga rekam jejak pemerintahan, seperti Piagam Madinah yang sangat terkenal itu.
Selamat Ulang Tahun ya nabi ya Muhammad. Rindu kami padamu Ya Rasulullah...
diposting juga di http://arsyad-ipb.blogspot.com

kategori :

Gunung Salak wilayah barat: betulkah terancam?

4.4.09 / oleh AUFA FAMILY / komentar (0)


Sabtu ini (4.4.09) ini saya berkesempatan jalan-jalan ke wilayah kaki gunung Salak sebelah barat, tepatnya diwilayah Kecamatan Cibungbulang dan Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Meski wilayah ini termasuk dekat dengan rumah kami, tapi terus terang kami sangat jarang ke wilayah ini. Pada saat ini pula saya sadar bahwa, di wilayah ini mulai tumbuh aktifitas yang 'harus' melibatkan orang-orang kota besar, seperti Jakarta. Ya...di wilayah ini mulai berkembang tempat peristirahatan, villa dan lahan2 yang dimiliki bukan lagi orang lokal, tapi sudah dimiliki orang luar. Dan saat ini arus orang luar yang masuk wilayah ini semakin padat pada saat akhir pekan, ini disinyalir sebagai alternatif lokasi setelah puncak selalu macet. Sudah ada lokasi wisata namanya Gunung Salak Endah (GSE), dan juga kebetulan memang di sekitar wilayah ini banyak terdapat obyek wisata alam, seperti Curug Cihurang, Curug Ngumpet, Curug Seribu, dan Curug Cigamea, curug nangka, desa wisata situ udik, gunung bunder dsb. Konsekwensi dari itu semua adalah bahwa ancaman terhadap lingkungan lereng gunung Salak ini semakin nyata.
Saya terus terang jadi agak miris akan masa depan wilayah ini. Jangan-jangan nanti seperti wilayah puncah yang amburadul seperti sekarang ini dan dituduh menjadi biang masalah lingkungan di bawahnya, Bogor-Jakarta. Kalo ini terjadi sungguh ancaman bahaya mengancam. Tapi kekhawatiran saya agak terobati ketika bertemu dengan orang lokal bernama Bapak Cecep Yosep, atau dikenal dengan panggilan Cecep Gondrong, yang ternyata memiliki visi ekologis yang sangat maju. Beliau saat ini menjadi sekretaris Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Bogor sekaligus penggerak KTNA Kab. Bogor. Beliau berteriak tetapi sekaligus bertindak, beliau mengajak sekaligus mecetak kader-kader muda yang sadar akan pelestarian lahan untuk kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Dengan memiliki lahan yang tidak (sangat) luas, dia memberikan contoh tanah leluhurnya dijadikan hutan desa untuk memberi contoh bahwa dengan mempertahanakan hutan desa, sumber air akan tersedia. ya semoga semakin banyak orang-orang seperti Pak Cecep, sehingga ancaman seperti di jalur puncak tidak terjadi.
Ya meski indah, kawasan kaki gunung salak harus dikelola dengan baik, agar tidak menjadi puncak kedua. Semoga

kategori :